"Mereka (dua pelaku) tanya terus soal pemakaman (balita). Tapi saya udah bilang, kalau bukan warga ber-KTP sini ya gak bisa (dimakamkan di sana). Peraturannya memang begitu," kata Karjani.
Polresta tangkap pelaku
Gelagat dua pasutri tersebut membuat Karjani curiga. Ia akhirnya melaporkan kecurigaannya terkait kematian sang balita ke perangkat desa untuk diteruskan ke pihak Polresta Sidoarjo.
Laporan perangkat desa Masangan Kulon lantas diproses oleh Polresta Sidoarjo. Tak butuh waktu lama, polisi akhirnya menangkap pasutri tersebut dan menetapkan keduanya sebagai tersangka pada Rabu (31/5/2023).
Motif karena orang tua balita tak bayar jasa pengasuh
Pelaku mengungkap motif kejahatan mereka karena orang tua dari balita tersebut tidak membayar jasa mereka. Padahal, orang tua dari balita F itu awalnya menjanjikan akan membayar keduanya sebesar Rp 5 juta per bulan.
Namun kenyataannya, dalam 3 bulan terakhir, orang tua balita tak menepati janjinya. Hal tersebut membuat pelaku gelap mata dan kerap melampiaskan kemarahan terhadap sang balita.
Kurung balita di kamar mandi selama 2 bulan
Pasutri itu bahkan tega menyiksa sang balita berkali-kali dan mengurungnya di kamar mandi selama 2 bulan terakhir. Balita itu kerap dikurung di kamar mandi setiap kedua pelaku keluar dari kos.
Baca Juga: Kisah Balita Yatim Idolakan Ariel NOAH, Bertemu hingga Bermain Layaknya Ayah dan Anak
Penyiksaan yang terjadi secara bertubi-tubi itu membuat sang balita akhirnya menghembuskan napas yang terakhir pada Minggu, (28/5/2023) malam.
Pelaku ditahan, orang tua balita diburu
Polresta Sidoarjo akhirnya menahan pasutri itu dan menetapkan mereka sebagai tersangka, Keduanya dijerat dengan tuduhan memberikan keterangan palsu dan pelaku penganiayaan.
Pihak Polresta Sidoarjo juga kini memburu orang tua dari balita F yang diketahui bernama Ayu. Pasalnya, keberadaan orang tua balita tersebut sudah tidak diketahui. Orang tua juga sudah memblokir nomor pasutri sejak Maret 2023.
Kontributor : Dea Nabila