Sejak kepemimpinannya pada tahun 1999 hingga 2001, berbagai kebijakan yang berpedoman terhadap toleransi pun menjadi salah satu alasan dirinya disebut "Bapak Pluralisme".
Lulusan Universitas Al Azhar ini pertama kali ditunjuk sebagai Presiden Indonesia pada tahun 1999 menggantikan B.J Habibie. Sosoknya juga dikenal dengan kemampuannya dalam menyerap banyak informasi.
Salah satu kebijakan pluralisme yang diambil oleh Gusdur adalah pencabutan peraturan kegiatan adat warga Tionghoa secara terbuka seperti perayaan Imlek. Sejak kepemimpinannya, warga keturunan Tionghoa sudah bisa bebas merayakan Imlek.
Rekam Jejak Panji Gumilang
Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang atau dikenal sebagai Panji Gumilang adalah seorang tokoh pendidik yang mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Al Zaytun pada 1996 lalu. Panji sendiri merupakan lulusan pesantren Gontor.
Kehidupannya sebagai mantan santri pun memotivasinya untuk membangun Ponpes Al Zaytun. Sejak tahun 1996, Panji pun berusaha membangun Al Zaytun hingga kini mejadi pesantren modern.
Panji Gumilang juga dianggap menganut pluralisme. Hal ini pun terkuak usai dirinya mengungkap bahwa banyak paham toleransi yang diajarkan kepada santri Al Zaytun.
Beberapa paham pluralisme yang terungkap di Al Zaytun adalah adanya nyanyian bangsa Yahudi yang sering dinyanyikan oleh santri, lalu adanya perayaan Natal di Al Zaytun sebagai bentuk toleransi terhadap kaum Nasrani.
Meski demikian, hal-hal di atas itu telah memicu kontroversi karena dinilai sebagai ajaran sesat dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Baca Juga: Bareskrim Polri Periksa Panji Gumilang Terkait Kasus TPPU Senin Pekan Depan
Kontributor : Dea Nabila