Ia juga menambahkan, "urban farming-nya juga dapat CSR dari BRI ratusan juta".
Meskipun akhirnya dimutasi ke dinas lain, Ade Bhakti tidak kecewa. Ia pun siap menjalankan tugas dimanapun dirinya ditempatkan.
"Siap tok no kulo, aku meh nyupir Damkar sesuk og. Apapun tugasnya, ASN itu harus siap dimana aja. Siap, siap, siap. Asalkan bukan karena nasi goreng," kata Ade.
Mutasi yang diterima Ade diduga karena sebuah konten di Instagramnya @adebhakti yang menyinggung penyelenggaraan lomba memasak nasi goreng yang digagas oleh Ita untuk memperingati HUT Ke-78 Kota Semarang. Ade selama ini memang dikenal sebagai camat yang aktif bermedia sosial dengan pengikut di Instagram sebanyak 180.000 orang.
Dalam sebuah video berjudul Nasi Goreng Inak-Inak, Ade dianggap menyindir program Wali Kota dengan mengatakan “Sego goreng maneh – sego goreng maneh” atau nasi goreng lagi – nasi goreng lagi meski tak secara eksplisit membawa nama Ita.
Dikonfirmasi terpisah, Ita mengatakan mutasi adalah hal biasa di lingkungan pemerintahan. Selain sebagai penyegaran organisasi, mutasi juga akan mengisi jabatan kosong karena telah ditinggal pegawai sebelumnya pensiun. Bersama Ade, ada 348 pegawai Pemkot Semarang lain yang juga ikut dimutasi.
Di lain sisi, Ade mengaku siap untuk ditempatkan di mana saja. Ade justru mengungkapkan hal ini tidak ada kaitannya dengan masalah pribadi atau konten yang dibuatnya. Mutasi yang dialaminya murni karena banyaknya pegawai yang memasuki masa pensiun sehingga diperlukan pengganti dengan kualifikasi tertentu di berbagai posisi.
Profil Ade Bhakti Ariawan
Ade Bhakti Ariawan merupakan putra asli kelahiran Semarang. Mantan camat muda yang baru berusia 36 tahun itu menempuh jenjang pendidikan yang terbilang sangat baik. S1-nya didapatkan dari Ilmu Hukum Universitas Darul Ulum Islamic Center, sedangkan gelar magister didapatkan dari Administrasi Publik Universitas 17 Agustus 1945.