Hal ini terbukti saat dahulu Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam hijrah ke Thaif untuk menghindari permusuhan dari kaumnya. Tetapi sampai di sana beliau malah mendapat perlakuan yang kasar dan permusuhan yang sangat parah sampai-sampai Nabi dilempari batu.
Saat itu, malaikat penjaga gunung menawarkan Nabi, apabila dibolehkan maka ia membenturkan kedua gunung di antara kota Thaif, sehingga orang-orang yang tinggal di sana wafat semua. Namun sikap apa yang Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam tujukkan? Nabi berucap andaikan mereka saat ini tidak maubmenerima Islam, semoga anak cucu merekalah orang yang menyembah-Mu ya Allah! Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak tahu akan kebenaran.
Dikisahkan pula di dalam hadis riwayat Shahīh Muslim, suatu hari, datang seorang sahabat berkata kepada Nabi, “Wahai Nabi! Doakanlah keburukan atau laknat bagi orang-orang musyrik. Kemudian Nabi menjawab, “Sungguh, aku tidaklah diutus sebagai seorang pelaknat, akan tetapi aku diutus sebagai rahmat!”
Jamaah sholat Jumat rahimakumullah.
Di antara sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam yang perlu kita teladani yaitu sifat pemaafnya. Ingatlah satu kisah saat Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam sedang perang Uhud bersama dengan kaum Muslimin. Kala itu pamannya, Hamzah bin Abdul Muthallib juga ikut berperang.
Di tengah peperangan tersebut, pamannya terbunuh oleh Wahsyi, seorang budak yang berkulit hitam. Wahsyi tak hanya membunuhnya dengan menghunuskan pedang begitu saja lalu selesai, tetapi ia mencabik-cabik isi perut paman Nabi juga.
Kejadian itu membuat Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam merasa sangat sedih, sakit hati dan juga marah. Bayangkan! Paman yang sangat dicintainya wafat dengan cara yang mengenaskan seperti itu.
Namun, saat Wahsyi menyatakan diri di hadapan Nabi untuk masuk ahama Islam, Nabi dengan besar hati memaafkannya. Meskipun beliau tidak mau melihat wajah Wahsyi sebab terus mengingatkannya kepada peristiwa pembunuhan keji terhadap pamannya.
Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala,
Mengenai sifat memaafkan ini, Allah SWT juga telah berfirman dalam surat Al-A’raf Ayat 199:
Baca Juga: Contoh Sambutan Ketua Panitia Maulid Nabi 2023 Tingkat RT, Singkat Tak Bertele-tele
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.”
Apabila kita menjadi seseorang yang memiliki sifat pemaaf, maka bisa kita rasakan kehangatan dan keindahan lingkungan sosial. Karena tidak ada dendam yang terjadi di antara manusia. Itulah mengapa kasih sayang yang dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam harus selalu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga di bulan yang mulia ini kita bisa meneladani sifat dan akhlak mulia Rasulullah SAW. Di mana dalam mencontoh dan menerapkan akhlaknya ada kemaslahatan yang bisa kita dapatkan, baik di dunia hingga di akhirat kelak.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Nah demikianlah contoh khutbah Jumat Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga kita bisa merasakan nikmat berkah dan karunia dari Allah SWT di bulan kelahiran Rasulullah SWT ini, Wallahu'alam.