Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu juga melihat rumah kos yang sudah banyak berubah. Dulu, kos masih berdinding kayu triplek seperti bedeng, namun saat ini sudah tembok.
"Dulu itu pembatasnya triplek. Ukurannya 2x5 meter persegi, jadi kalau kaki selonjor itu habis. Satu bulan Rp 50 ribu," tuturnya.
Ia menceritakan, menempati kos itu selama kurang lebih 4 tahun sejak 1997. Selama itu pula, Ganjar jalan kaki sekitar 500 meter tiap berangkat dan pulang kerja di sebuah perusahaan konsultan.
"Kalau berangkat kerja jalan kaki, lumayan dekat. Itu kantor yang baru dibangun baru dirintis dan saya kerja di situ," kisahnya.
Politikus berambut putih itu juga mengenang peristiwa tahun 1998 di mana terjadi kerusuhan besar di Jakarta. Banyak orang berlarian, hingga masuk ke tengah kampung.
"Dulu gang ini ramai waktu peristiwa 98 itu," paparnya.
Usai bernostalgia bersama warga sekitar indekosnya, Ganjar kemudian berjalan kaki menuju tempat kantornya dulu. Hanya saja, saat ini telah berubah menjadi toko modern.
"Ini dulu kantornya. Itu ada paku-paku untuk pasang AC itu dulu saya yang pasang sendiri," ucapnya.
Capres yang berpasangan dengan Mahfud MD itu berbagi tips kepada anak muda yang ingin merintis karir di Jakarta atau daerah lain, tetap semangat berjuang.
Baca Juga: Hari ke-40 Kampanye Pilpres 2024, Ganjar-Mahfud Hadiri Deklarasi Dukungan FBR di Are BKT Cakung
"Waktu itu gaji saya Rp350 ribu, ya ngenes aslinya. Jadi kebutuhan makan harus diatur, jangan cari yang mahal. Pesannya berjuang, belajar memanajemen, dan jangan mengeluh," ungkapnya.