Alexander Zhadan sudah 12 kali mengencani perempuan yang ia temukan. Tapi ada satu nama gadis yang menurutnya ideal, yaitu Katerina.
Membangun relasi dan komunikasi dengan Katerina selama masa PDKT-nya, ChatGPT terlibat untuk memberi saran obrolan apa yang menarik untuk dibahas ketika bertemu. Mulai dari masa kecil, orang tua, tujuan hidup dan nilai-nilai selama kencan dalam menilai sebaik apa keduanya jika meneruskan hubungan ini dalam jangka panjang.
Ia tak menampik setelah membagikan caranya di Twitter, banyak yang mengkritik karena menggunakan AI untuk membongkar kepribadian target untuk berkenalan. Namun Alexander membantah yang ia lakukan tak semuanya dengan teknologi. Perlu ada peran 'kemanusiaan' dari dirinya yang seorang manusia untuk memberi empati dan merespon emosi lawan jenis ketika berbalas pesan.
"Kita tidak boleh melupakan interaksi emosional. Saya pergi ke pertemuan-pertemuan, saya sudah terlibat sendiri - saya menilai apakah gadis itu cocok untuk saya atau tidak. Berdasarkan hasil kencan, saya membuat tinjauan (apa yang saya suka, apa yang saya tidak suka) dan menambahkannya ke basis data. Kemudian dia membuat keputusan apakah akan melanjutkan komunikasi atau tidak," katanya.
Alexander juga sudah memberitahu calon istrinya, bagaimana ia mendapatkan hati perempuan muda tersebut. Namun hingga Februari 2024 di Twitter-nya, Alexander masih membagikan hubungan mesranya dengan Katerina.
Ia tak menampik ada kekhawatiran dari netizen ketika salah menggunakan ChatGPT untuk menyelesaikan masalah asmara. Namun ia mengklaim semua itu tergantung dari individu dalam menentukan batasannya. Salah satunya tetap menjadi manusia untuk benar-benar mendapatkan hati seorang manusia.