Suara.com - Kasus bunuh diri satu keluarga di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara menggegerkan publik. Bagaimana tidak, satu keluarga itu diduga mengakhiri hidup mereka dengan cara melompat bersama hingga depan lobby apartemen.
Siti, seorang pedagang minuman di apartemen tersebut, menjadi saksi peristiwa horor tersebut. Ia mengungkap bahwa kejadian bunuh diri itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB.
Siti melanjutkan, keempat korban adalah satu keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan dua orang anak. Mereka diduga bukan merupakan penghuni tetap di apartemen tersebut, tetapi pernah menetap di sana dalam beberapa waktu.
Lantas, apa kira-kira motif bunuh diri yang dilakukan oleh keluarga tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Kronologi kejadian
Kapolres Metro Jakarta Utara, Komisaris Besar (Kombes) Gidion Arif Setyawan mengonfirmasi bahwa empat orang tersebut tewas karena bunuh diri.
Keempatnya masing-masing berinisial EA (51), AIL, JWA (13), dan JL (18). Dua orang korban berjenis kelamin perempuan, dan dua orang lainnya laki-laki.
Lebih lanjut, Gidion menjelaskan bahwa jasad empat korban tersebut pertama kali ditemukan pada pukul 16.15 WIB. Pada saat itu, sekuriti dengan nama Dedy yang tengah berjaga di depan lobi apartemen mendengar suara benturan keras.
Dedy sontak menoleh dan ternyata ada empat mayat yang sudah tergeletak di pelataran parkiran dalam posisi sudah terlentang.
Ia pun kemudian melaporkan kejadian tersebut ke petugas yang ada di Polsubsektor Teluk Intan. Polisi pun bergegas untuk melakukan pengecekan tempat kejadian perkara (TKP).
Dugaan adanya hutang
Pihak kepolisian melakukan penelusuran terkait dengan motif keempat korban yang merupakan satu keluarga bunuh diri. Namun, pihak kepolisian masih belum menemukan motif yang membuat satu keluarga ini memutuskan untuk bunuh diri.
Kapolsek Metro Penjaringan, Kompol Agus Ady Wijaya menyebut bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan penyelidikan dengan memeriksa para saksi. Di antaranya petugas keamanan, keluarga korban dan lain sebagainya.
Tak hanya itu, pihak kepolisian juga memeriksa identitas kendaraan, serta membuka handphone milik korban untuk dapat melihat motif kejadian. Seperti apakah memang ada hutang yang membebani keluarga tersebut atau ada motif lainnya.
Dugaan adanya tekanan