Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, yang juga hadir dalam konferensi pers, menyebut serangan penikaman di gereja itu sebagai “insiden yang meresahkan.”
"Tidak ada tempat untuk kekerasan di masyarakat kami. Tidak ada tempat untuk ekstremisme kekerasan. Kami adalah bangsa yang cinta damai. Sekarang waktunya untuk bersatu, bukan memecah belah sebagai sebuah komunitas dan sebagai sebuah negara," kata PM.
Penikaman di gereja ortodoks itu merupakan serangan bersenjata kedua di Sydney, Australia, hanya dalam waktu tiga hari.
Sebelumnya pada Sabtu enam orang tewas dan 12 lainnya luka dalam aksi serupa yang dilakukan warga Australia berusia 40 tahun, Joel Cauchi, di mal Westfield Bondi Junction di Sydney.
Lima dari korban tewas dan mayoritas korban luka adalah perempuan, kata polisi, menambahkan pelaku “fokus pada perempuan dan menghindari laki-laki”.
Ayah si pelaku mengaku kepada ABC News bahwa putranya menderita skizofrenia. (Sumber: Antara/Sputnik)