Tegang! Iran Tolak Tekanan Barat Soal Nuklir

Bella Suara.Com
Kamis, 14 November 2024 | 21:01 WIB
Tegang! Iran Tolak Tekanan Barat Soal Nuklir
Ilustrasi nuklir (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Iran menyatakan kesiapannya untuk menyelesaikan kebuntuan terkait sejumlah isu dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) soal program nuklirnya. Namun, Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi menegaskan bahwa Iran tak akan tunduk pada tekanan apa pun. Hal ini disampaikannya setelah bertemu dengan Kepala IAEA Rafael Grossi di Teheran, Kamis.

Diplomat-diplomat Eropa, sebagaimana dilaporkan Reuters, mendorong resolusi baru terhadap Iran oleh dewan IAEA pekan depan, sebagai bentuk tekanan atas kurangnya kerja sama Teheran. Eropa berharap langkah ini dapat memaksa Iran lebih terbuka terhadap pengawasan internasional.

Pertemuan ini terjadi di tengah spekulasi seputar kebijakan Donald Trump, yang diperkirakan akan kembali menjabat sebagai Presiden AS pada Januari mendatang. Selama masa jabatan sebelumnya, Trump menarik Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia.

Meski belum jelas apakah Trump akan melanjutkan kebijakan "tekanan maksimum"-nya, situasi ini menambah ketegangan internasional.

“Bola ada di tangan EU/E3. Kami bersedia bernegosiasi berdasarkan kepentingan nasional dan hak yang tidak dapat diganggu gugat, tetapi kami tidak siap untuk bernegosiasi di bawah tekanan atau intimidasi,” kata Araghchi melalui X.

Media Iran juga mengutip pernyataannya yang berharap pihak lain mengadopsi kebijakan yang lebih rasional.

Hubungan Teheran dengan IAEA memburuk akibat isu-isu lama, seperti larangan terhadap ahli pengayaan uranium IAEA dan kegagalan Iran menjelaskan keberadaan jejak uranium di situs-situs yang tidak dideklarasikan. Pada Agustus lalu, IAEA melaporkan bahwa Iran terus memproduksi uranium yang diperkaya tinggi, tanpa perbaikan kerja sama, meski ada resolusi dewan IAEA pada Juni.

Grossi, yang berupaya membangun kemajuan dengan Iran, mengatakan bahwa inspeksi hanyalah satu bab dari kerja sama yang lebih luas.

"Inspeksi tidak dapat dibicarakan secara terpisah dari keseluruhan hubungan," ujarnya.

Baca Juga: Libatkan Donald Trump, Israel Berupaya Capai Kesepakatan Gencatan Senjata di Lebanon

Sejak AS menarik diri dari kesepakatan nuklir pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi, Iran melanggar batasan pengayaan uranium. Teheran kini memperkaya uranium hingga 60 persen, mendekati tingkat 90 persen yang diperlukan untuk senjata atom, meski Iran menyatakan program nuklirnya untuk tujuan damai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI