"Ada warga di situ yang melerai, akhirnya ditinggalin. Sama si warga ini dipesenin Maxim untuk pulang. Dia (korban) ga diantar pulang sama pelaku. Sampai di rumah langsung nangis, pas ditanya ternyata dikeroyok sama teman-temannya," terang Novianto.
Diakui Novianto, saudaranya mengalami trauma pasca mengalami pengeroyokan yang dilakukan oleh teman-temannya tersebut. Bahkan untuk pulang pergi ke sekolah pun harus diantar oleh pihak keluarga.
"Tentu trauma ada ya, apalagi dikeroyok ramean gitu. Kalau luka serius ga ada karena kan dipukulnya di kepala. Biasanya ke sekolah berangkat sendiri pakai Maxim, setelah kejadian itu diantar sama kakaknya, berangkat diantar, pulang dijemput karena mungkin ada rasa takut," ucapnya.
Ia menyampaikan, kasus tersebut telah dilaporkan oleh pihak keluarga ke Polresta Serang Kota sejak bulan Juli 2024. Namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari pelaporan tersebut.
"Sudah laporan dari Juli 2024. Kalau harapan dari keluarga agar tetap diproses secara hukum. Kalau untuk permohonan maaf, mungkin dari pihak korban sudah memaafkan, tetap secara hukum harus berjalan," tegasnya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polresta Serang Kota Kompol Hengki Kurniawan mengakui telah menerima pelaporan yang dilakukan oleh pihak keluarga korban.
Kata dia, kasus pembullyan siswi SMP itu kini masih dalam proses penyelidikan pihak kepolisian Polres Serang Kota.
"Betul, untuk laporan sudah diterima dan sedang proses penanganan," ujar Hengki singkat.
Kontributor : Yandi Sofyan
Baca Juga: Detik-Detik Kaesang Bawa Ayam Picu Spekulasi Liar Publik: Sentil Kasus Korupsi Gubernur Bengkulu?