Kaleidosskop 2024: Kekerasan Polisi Berulang, Mulai dari Kematian Bocah Afif hingga Penembakan Gamma

Selasa, 31 Desember 2024 | 07:55 WIB
Kaleidosskop 2024: Kekerasan Polisi Berulang, Mulai dari Kematian Bocah Afif hingga Penembakan Gamma
Ilustrasi penembakan Gamma oleh Aipda Robig (Suara/Ema)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sementara itu, berdasarkan autopsi yang dilakukan oleh RS Bhayangkara Polri, Afif tewas secara tidak wajar. Ia diduga tewas akibat penyiksaan yang diterimanya, hal itu juga tercermin dari luka lebam yang dialaminya.

Penyebab kematian Afif saat itu masih menjadi misteri. Guna membuat hal ini menjadi terang benderang, LBH Padang meminta untuk dilakukan ekshumasi terhadap jasad Afif.

Hingga pada akhirnya, ekshumasi terhadap jenazah Afif dilakukan pada Kamis (8/8/2024). Pembongkaran ini seakan menjadi tontonan tersendiri bagi warga sekitar TPU Tanah Sirah, Lubuk Begalung, Padang, Sumatera Barat.

Ekshumasi tersebut disaksikan langsung oleh Ketua Harian Kompolnas, Benny Mamoto, LPSK, Kapolda Sumbar Irjen Suharyono, dan keluarga besar Afif Maulana, serta kuasa hukumnya yang berasal dari LBH Padang.

Hingga akhirnya Tim Forensik dari Persatuan Dokter Forensik dan Medikolegal Indonesia (PDFMI) mengumumkan hasil analisis berdasarkan pemeriksaan 19 sampel jaringan jenazah Afif Maulana.

Jenazah Afif ditemukan bekas luka atau tanda intravital, yang artinya Afif mengalami luka tersebut saat dirinya masih dalam kondisi hidup. Intravital tersebut berada pada dada sisi bawah, punggung, lengan kiri, paha kiri serta kepala bagian belakang. Pada sampel tulang pun ditemukan intravital pada kepala, jaringan otak, pada tulang iga, maupun tulang kemaluan.

Orangtua Afif Maulana di Gedung YLBHI Jakarta, Selasa (2/7/2024). [Suara.com/Dea]
Orangtua Afif Maulana di Gedung YLBHI Jakarta, Selasa (2/7/2024). [Suara.com/Dea]

Tim forensik saat itu menerangkan, jika Afif mengalami patah tulang iga pada bagian belakang. Jika dikatakan luka patah tulang itu diakibatkan oleh terjatuh dari motor, maka hal itu agak janggal, pasalnya jika akibat kecelakaan motor patah tung iga terjadi di bagian depan.

Tim dokter menganalisis hasil bagaimana kondisi tubuh Afif Maulana dampaknya ketika jatuh dari ketinggian. Seperti diketahui, ketinggian Jembatan Kuranji 14,7 meter.

Tim melakukan analisis dengan menghitung data berat dan tinggi badan tubuh Afif Maulana. Sehingga didapat indeks masa tubuh.

Baca Juga: Kekayaan Kombes Irwan Anwar, Eks Kapolrestabes Semarang Dicopot usai Kasus Penembakan Gamma

Berdasarkan dari analisis tim dokter, berdasarkan dari tinggi dan berat tubuh Afif Maulana jika jatuh dari ketinggian 14,7 meter tersebut luka-luka yang dialami dominan berada di bagian belakang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI