"Setiap depot amunisi, kilang minyak, atau pabrik kimia yang rusak adalah pukulan menyakitkan bagi kemampuan Rusia untuk berperang di Ukraina," ujar sumber dari SBU.
Seorang blogger Ukraina, Nikolayevski Vanyok, menyebut serangan semalam sebagai "mungkin salah satu yang paling efektif" dalam perang ini, dengan jangkauan serangan yang lebih luas dari biasanya.
Di sisi lain, angkatan udara Ukraina melaporkan telah menembak jatuh 58 drone buatan Iran yang diluncurkan oleh Rusia. Sebanyak 21 lainnya berhasil dilumpuhkan melalui sistem gangguan elektronik atau jatuh sebelum mencapai target.
Situasi Memanas Jelang Pelantikan Trump
Sementara serangan udara terus berlanjut, pasukan Ukraina mengalami kesulitan di garis depan, terutama di wilayah timur Donetsk. Pejabat di Pokrovsk, kota yang menjadi target utama Rusia di wilayah itu, kembali mengimbau warga yang tersisa untuk segera meninggalkan kota tersebut.
Moskow mengklaim telah merebut kembali dua desa di Donetsk, yakni Neskuchne dan Terny, yang sebelumnya sempat direbut oleh Ukraina. Keberhasilan ini menjadi simbolis bagi militer Rusia di tengah kesulitan Ukraina mempertahankan wilayahnya.
Pertempuran sengit terus berlangsung menjelang pelantikan Donald Trump pada 20 Januari. Trump sebelumnya menyatakan ingin mengakhiri konflik ini dalam "24 jam" setelah menjabat, yang memunculkan kekhawatiran di Kyiv bahwa Ukraina mungkin dipaksa untuk membuat konsesi teritorial sebagai syarat perdamaian.