Ahok Ngaku Tidak Ditanya soal Oplos BBM saat Jadi Saksi di Kejagung Tentang Skandal Korupsi Pertamina

Kamis, 13 Maret 2025 | 20:28 WIB
Ahok Ngaku Tidak Ditanya soal Oplos BBM saat Jadi Saksi di Kejagung Tentang Skandal Korupsi Pertamina
Mantan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alia Ahok rampung menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Kejaksaan Agung, Kamis (13/3/2025). (Suara.com/Faqih Fathurrahman)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, rampung menjalani pemeriksaan terkait dugaan kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina, Subholding, dan KKKS tahun 2018-2023.

Usai diperiksa selama 8 jam, Ahok mengaku tidak ditanya soal pengoplosan BBM jenis Pertalite menjadi Pertamax.

“Enggak-enggak, kalau pengoplosan saya kira itu, di sini penyidik nggak pernah tanya itu kalau pengoplosan,” kata Ahok di Kejagung, Kamis (13/3/2025).

Ahok mengatakan, jika pengoplosan bahan bakar dilakukan, sudah pasti kendaraan yang menggunakan bahan tersebut mogok.

“Saya kira bukan itu, ini yang lebih dalam. Kalau pengoplosan langsung ketahuan konsumen,” jelasnya.

Meski demikian, Ahok ogah merinci soal materi yang ditanyakan oleh penyidik.

Keterangannya saat ini bakal dibuktikan saat pengadilan nanti.

“Ini memang ada soal sesuatu yang saya nggak bisa ngomong. Nanti di sidang pasti penyidik akan kasih lihat,” jelasnya.

Diketahui bersama, Ahok sebelumnya diperiksa oleh penyidik Kejaksaan Agung. Ahok, yang menggunakan kemeja batik berlengan panjang, hadir di Kejagung lebih awal dari jadwal pemeriksaan.

Baca Juga: Ahok Diperiksa Selama 8 Jam Soal Kasus Korupsi Pertamina, Koar-koar Ingin Bantu Ternyata Kalah Ilmu

Sebelum diperiksa, ia berkoar-koar ingin membantu penyidik Kejagung dalam membongkar skandal korupsi di Pertamina. Namun, setelah diperiksa, Ahok mengaku bahwa keterangan yang ia punya belum cukup dalam.

“Jadi ternyata, dari Kejaksaan Agung, mereka punya data yang lebih banyak daripada yang saya tahu. Ibaratnya saya tahu cuma sekaki, dia tahu sudah sekepala,” kata Ahok.

Ahok saat menjabat sebagai komisaris PT Pertamina, berikut 8 omongan kontroversi Ahok
Ahok saat menjabat sebagai komisaris PT Pertamina, berikut 8 omongan kontroversi Ahok

Ahok menampik jika pemeriksaannya berjalan alot. Penyidikan memakan banyak waktu lantaran ia harus menjadi saksi untuk sembilan orang tersangka dalam kasus Pertamina.

Terlebih, untuk satu tersangka, ada dua rangkap berkas. Sehingga, jika dikalikan 9 tersangka, ada 18 berkas yang harus dijawab olehnya.

“Enggak, bukan alot. Saya jadi saksi 9 orang, itu kan diulang, banyak yang kenal. Itu 9 orang gitu kan terus baca lagi, rangkap 2. Kamu kalau 9 kali dua, udah 18, masing-masing 7 halaman ya,” ucapnya.

Diketahui, saat ini pihak Kejaksaan Agung melalui Jampidsus sedang menangani dugaan tindak pidana korupsi tata kelola minyak Pertamina.

Dalam perkara ini, sedikitnya ada 9 orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka. Total kerugian keuangan negara dalam perkara ini sebesar Rp193,7 triliun.

Dalam perkara ini, para petinggi Pertamina yang terjerat melakukan impor meski ketersediaan minyak mentah di Indonesia tersedia.

Selain itu, mereka juga melakukan manipulasi harga bahan bakar saat melakukan impor. Harga bahan bakar sengaja dinaikkan oleh Pertamina untuk mendapatkan keuntungan dengan cara melawan hukum.

Pihak Pertamina melakukan impor bahan bakar dengan kadar oktan 90 atau Pertalite, dengan harga Ron 92 atau Pertamax.

Berdasarkan temuan penyidik, kedua bahan bakar tersebut kemudian dioplos di tempat atau kilang minyak milik PT Orbit Terminal Merak.

Berikut sembilan tersangka yang dijerat Kejaksaan Agung dalam perkara ini:

1. Riva Siahaan, selaku Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga;
2. Sani Dinar Saifuddin, selaku Direktur Optimasi Feedstock dan Produk;
3. Yoki Firnandi, selaku Dirut PT Pertamina Internasional Shipping;
4. Agus Purwono, selaku Vice President Feedstock Manajemen Kilang Pertamina Internasional;
5. Muhammad Kerry Andrianto Riza atau MKAR, selaku Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa. Kerry diketahui merupakan anak dari saudagar minyak Riza Chalid;
6. Dimas Werhaspati, selaku Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus Komisaris PT Jenggala Maritim;
7. Gading Ramadhan Joedo, selaku Komisaris PT Jenggala Maritim sekaligus Dirut PT Orbit Terminal Merak;
8. Maya Kusmaya, selaku Direktur Pemasaran Pusat Pertamina Patra Niaga;
9. Edward Corne, selaku VP Trading Operation PT Pertamina Patra Niaga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI