Suara.com - Keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) terjadi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 032 Kota Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
Puluhan siswa SD tersebut dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan Program MBG, Jumat (23/8/2025) malam.
Salah seorang wali murid dari siswa SDN 032 Kota Tembilahan, Raihana menuturkan anaknya juga merasakan keluhan yang sama yang diduga juga mengalami keracunan sepulang sekolah sejak hari pertama makan bersama program MBG, yakni Kamis (21/8/2025) lalu.
"Dari hari kamis itu ada lauk yang memang basi kata anak saya, yang tak enak tahu sama sayur rasanya basi, dia muntah dua kali di sekolah hari Kamis, terus pusing jadi pulangnya langsung saya kasih susu. Jadinya hari jumat tak sekolah," terang Raihana kepada Antara.
Para siswa ini merasakan gejala serupa seperti pusing, mual hingga muntah beberapa saat setelah makan bersama di sekolah.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Indragiri Hilir, Rahmi Indrasuri saat dimintai keterangan terkait pemantauan standar higienitas makanan mengatakan hal tekhnis berkaitan dengan gizi langsung ke pihak Badan Gizi Nasional (BGN) Kabupaten.
"Bisa hubungi langsung dari BGN Kabupaten ya untuk hal tekhnis lainnya," ucap Rahmi.
Yang jelas pihaknya terus memantau perkembangan siswa siswi yang sedang dirawat di RSUD.
Sampai dengan pagi ini, kata Rahmi, perkembangan anak-anak yang dirawat di RSUD sudah menunjukkan kondisi yang semakin membaik.
Baca Juga: Operasi PETI di Inhu, Polisi Musnahkan 10 Unit Rakit Pocay Penambang Emas Ilegal
"Ya sampai pagi ini kami terus memantau perkembangan anak anak yang di rawat di Alhamdulillah membaik," terang Rahmi.
Menurut informasi dari salah seorang tenaga Kesehatan RSUD Puri Husada Tembilahan, sebanyak sekitar 25 siswa dilarikan ke RS pada Jumat malam.
Sebanyak 15 siswa masih dirawat karena kondisi belum sepenuhnya stabil, sementara 10 lainnya sudah diperbolehkan pulang.
Kasus keracuann massal di Tembilahan menimbulkan keprihatinan masyarakat, mengingat program MBG sejatinya ditujukan untuk meningkatkan asupan gizi siswa di sekolah.
Hingga kini pun, pihak terkait belum menyampaikan keterangan resmi mengenai penyebab keracunan tersebut. (Antara)