Tekanan Besar
Kondisi ini menandakan bahwa sektor riil di Indonesia sedang berada dalam tekanan besar.
Ketidakpastian ekonomi membuat pelaku usaha memilih bersikap defensif, sementara konsumen menahan belanja.
Bhima menjelaskan bahwa IHSG yang sempat mencapai trading halt menjadi peringatan bahwa fundamental ekonomi Indonesia membutuhkan perhatian serius.
"Jadi sektor riil itu sedang dalam situasi yang sakit sebenarnya," ucapnya.
![Pengunjung melintas dibawah layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (18/3/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/18/48485-ihsg-ihsg-anjlok-bursa-efek-indeks-harga-saham-ilustrasi-bursa-ilustrasi-ihsg.jpg)
Sementara itu, Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menyatakan penyebab pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin (24/3/2025) bukan karena pengumuman struktur Danantara.
Rully mengatakan hal tesebut setelah IHSG ditutup melemah 96,96 poin atau 1,55 persen ke posisi 6.161,22 pada perdagangan Senin (24/3/2025).
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 11,00 poin atau 1,59 persen ke posisi 681,02.
"Saya rasa pengumuman struktur lengkap Danantara bukan menjadi faktor pelemahan IHSG hari ini, karena menurut saya nama-nama tim manajemen Danantara cukup diisi oleh profesional yang memiliki pengalaman yang memadai," ujar Rully kepada ANTARA.
Baca Juga: Danantara Dongkrak IHSG, Rosan: Sejalan Arahan Presiden Prabowo
Menurut dia, pelemahan indeks saham tanah air hari ini lebih dipengaruhi pesimisme pasar terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini.