Suara.com - Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menyatakan tidak ada persoalan besar dalam Kabinet Merah-Putih yang dinakhodai Presiden Prabowo Subianto.
Pernyataan Bahlil tersebut sekaligus merespon Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar yang menyebut bahwa Presiden Prabowo Subianto meminta para menteri merapatkan barisan saat agenda halal bihalal di kediamannya.
“Baik-baik aja, nggak ada apa-apa. Biasa aja. Rapat biasa aja ya,” ungkap Bahlil saat berada di salah satu hotel kawasan Jakarta Barat, Senin (21/4/2025).
Sebelumnya, Menko PM Muhaimin Iskandar menggelar acara halal bihalal Idulfitri 1446 Hijriah di rumah dinas, Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Minggu (21/4/2025).
Dalam agenda terebut, sejumlah pejabat tinggi negara di Kabinet Merah Putih, mulai dari menteri,kepala lembaga hingga sejumlah anggota beserta pimpinan DPR RI dating di agenda tersebut. Namun, Presiden Prabowo Subianto tidak hadir dalam acara tersebut.
Saat itu, Cak Imin menyampaikan bahwa Presiden Prabowo sempat menelepon dan menitipkan pesan penting bagi para menterinya.
"Tadi pak presiden menelpon saya, menyampaikan selamat halal bihalal hari ini dan meminta kepada sesama menteri untuk terus merapatkan barisan," ujar Cak Imin.
Cak Imin menegaskan bahwa acara halal bihalal ini bukan hanya momen untuk saling memaafkan setelah Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah, tetapi juga sekaligus mempererat rasa kekeluargaan di lingkaran pemerintahan.
Lebih dari itu, ia menilai forum tersebut dapat menjadi bagian dari konsolidasi internal untuk memperkuat pola kerja para menteri di bawah kendali Presiden Prabowo.
Baca Juga: Maruf Bilang Situasi Sedang Tak Baik, Istana Jelaskan Pesan Rapatkan Barisan dari Prabowo ke Menteri
"Saya kira kabinet akan terus didorong oleh satu konsolidasi kerja sama, antisipasi dan sinergi untuk mengatasi semua persoalan yang cepat," ucapnya.
Namun, Cak Imin menepis anggapan bahwa dalam acara tersebut dibahas persoalan strategis pemerintahan. Ia menyebut suasananya santai dan lebih bersifat kekeluargaan.
"Lebih banyak soal umum-umum saja sih," tambahnya.
Dari daftar tamu undangan yang hadir, tercatat nama-nama besar seperti Wakil Presiden ke-13 RI Ma'ruf Amin, Wakil Ketua DPR dan Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, serta Menteri Agama Nasaruddin Umar.
![Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar saat berada dalam agenda Halal Bihalal PKB, Minggu (20/4/2025) malam. [Suara.com/Fakhri Fuadi]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/21/64811-ketua-harian-partai-gerindra-sufmi-dasco-ahmad-dan-ketum-pkb-muhaimin-iskandar.jpg)
Turut hadir pula Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, Wakapolri Komjen Ahmad Dofiri, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo, Utusan Khusus Presiden Raffi Ahmad, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid, Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan, hingga anggota DPR RI sekaligus musisi Ahmad Dhani.
Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Sebelumnya diberitakan, Wakil Presiden (Wapres) ke-13 RI, Ma'ruf Amin menyampaikan wejangan kepada sejumlah menteri yang hadir di acara tersebut. Ia mengungkapkan bahwa saat ini situasi Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
Wejangan tersebut disampaikan saat Ma'ruf menghadiri acara halal bihalal di rumah Menko PM Muhaimin Iskandar alias Cak Imin di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Minggu (20/4/2025) malam.
Dalam acara tersebut, hadir sejumlah pejabat dari lembaga eksekutif maupun legislatif.
"Saya kira-kita semua tahu bahwa situasi sekarang itu kan tidak baik-baik saja," ujar Ma'ruf.
Namun, Ma'ruf tak merinci situasi tidak baik-baik saja yang dimaksudnya. Namun, untuk bisa keluar dari kondisi ini, ia menilai para menteri di kabinet pemerintahan perlu bekerja lebih keras.
Kebijakan yang diambil juga harus berdasarka skala prioritas untuk menjawab persoalan bangsa.
"Karena itu harus bekerja keras, harus bersatu, harus mengambil langkah-langkah yang terbaik. Lebih mengutamakan mana yang prioritaskan terdahulu. Saya kira gitu," katanya.
Sebelumnya, Ma'ruf juga merespons polemik menteri-menteri di Kabinet Merah Putih yang mengunjungi Presiden Ketujuh Jokowi di Solo, Jawa Tengah dalam rangka silaturahmi lebaran.
Ia menganggap hal itu wajar karena banyak tokoh penting yang mengunjungi kediaman para mantan petinggi negara tiap momen lebaran Idulfitri.
"Itu bagian harus diartikan sebagai bagian silaturahmi saja (dengan) presiden, bekas presiden, dengan bekas wakil presiden, dengan yang lain-lain" ujar Maruf.
Menurut pandangannnya, seharusnya pertemuan di rumah Jokowi itu disikapi dengan pandangan positif.
"Kalau hatinya bersih, semua tidak ada ancaman. Hatinya dibersihkan dulu," katanya.