Kebijakan ini dinilai Dedi Mulyadi bisa dijadikan sebagai jalan keluar, mengingat saat ini keluarga tidak mampu banyak yang melahirkan dengan cara operasi sesar, yang per tindakannya saja sedikitnya Rp25 juta.
"Uang segitu bisa untuk bangun rumah kan. Makannya berhentilah bikin anak kalau tidak sanggup, menafkahi dengan baik," ucap Dedi Mulyadi.
Selain itu, kebijakan ini juga menyoroti fakta bahwa banyak masyarakat masih berpegang pada prinsip lama: “banyak anak, banyak rezeki.”
Padahal, di tengah kondisi ekonomi yang sulit, banyak anak justru bisa menjadi beban berat, terutama jika orang tua tidak mampu memberikan pendidikan, nutrisi, dan perhatian yang cukup.
Reaksi Warganet: Pro dan Kontra
Unggahan tentang kebijakan ini di media sosial memancing reaksi beragam. Sebagian besar warganet mendukung langkah Dedi Mulyadi sebagai bentuk gebrakan nyata untuk mengendalikan ledakan penduduk dan memutus rantai kemiskinan.
Salah satu komentar di Instagram @nyinyir_update_official menyebutkan, “SDM rendah pasti keberatan karena mereka berpegang teguh pada kalimat; banyak anak banyak rezeki. Padahal zaman sekarang cari kerja susah, biaya hidup mahal.”
Ada juga yang menyoroti bahwa selama ini perempuan terlalu dibebani urusan KB. “Sudah haid, hamil, melahirkan, dan disuruh KB juga. Harusnya laki-laki yang bertanggung jawab,” tulis akun lainnya.
Langkah Dedi Mulyadi ini mungkin akan memicu banyak perdebatan, tapi satu hal yang pasti, ia ingin menanamkan kesadaran bahwa perencanaan keluarga adalah langkah penting untuk masa depan yang lebih baik. Bukan cuma buat keluarga itu sendiri, tapi juga buat Indonesia.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Melunak usai Ngotot Berdialog, Sebut Aura Cinta Bukan Anak SMA dan Berstatus Bintang