Menag Nasaruddin Sambut Paus Baru: Seruan Damai Paus Leo XIV Milik Seluruh Umat Manusia

Jum'at, 09 Mei 2025 | 15:10 WIB
Menag Nasaruddin Sambut Paus Baru: Seruan Damai Paus Leo XIV Milik Seluruh Umat Manusia
Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar menyampaikan jika Hari Raya Idul Fitri atau lebaran 2025 berpotensi jatuh di hari bersamaan yakni pada 31 Maret 2025 mendatang. (Suara.com/Bagaskara)

Suara.com - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengucapkan selamat atas terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik dunia.

Kardinal Robert Francis Prevost terpilih dalam prosesi conclave di Vatican, yang berlangsung sejak 7 Mei 2025.

“Selamat atas terpilihnya Paus Leo XIV sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik dunia,” kata Nasaruddin dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (9/5/2025).

Kardinal Robert Francis Prevost akan menggunakan nama kepausan Paus Leo XIV. Dia terpilih menjadi pemimpin Gereja Katolik baru menggantikan Paus Fransiskus yang meninggal dunia pada 21 April 2025.

Selain mengucapkan selamat, Nasaruddin juga mengapresiasi pesan pertama yang disampaikan oleh Paus Leo XIV usai terpilih sebagai paus ke-267.

Dalam pidato perdananya, Paus Leo XIV menyampaikan pesan damai ke seluruh dunia. Menurut Nasaruddin, ajakan perdamaian itu menjadi pesan bagi seluruh umat manusia.

"Pesan damai sejahtera dari Paus Leo XIV dalam pidato perdananya patut kita apresiasi. Ini merupakan pesan universal yang harus kita upayakan bersama agar kehidupan dunia ini semakin damai di masa mendatang,” ujar Nasaruddin.

Pernyataan Paus Leo XIV yang berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan mendiang Paus Fransiskus juga turut disorot.

Nasaruddin beranggapan bahwa mendiang Paus Fransiskus memang telah melakukan banyak hal dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia.

Baca Juga: Sejarah Terukir! Kardinal Prevost Jadi Paus Pertama dari Amerika Utara

Selain Dokuman Persaudaraan Manusia yang ditandatangani bersama Grand Syekh Al Azhar pada 2019, Paus Fransiskus juga telah menandatangani Deklarasi Istiqlal bersama Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar pada September 2024.

Deklarasi ini lahir sebagai diplomasi lintas iman yang berfokus pada isu kemanusiaan dan pelestarian lingkungan.

Deklarasi ini antara lain menegaskan bahwa nilai-nilai agama adalah sumber solusi atas tantangan global, mulai dari dehumanisasi, perubahan iklim, hingga ketimpangan sosial.

“Kami berharap, komitmen atas Deklarasi Istiqlal akan terus terbangun dan terjalin dengan baik dalam kepemimpinan Paus Leo XIV untuk dunia yang lebih humanis, alam yang makin lestari, serta kohesi sosial yang makin kuat dan tidak timpang,” harapnya.

Momen Nasaruddin Umar mencium kepala Paus Fransiskus saat pertemuan di Masjid Istiqlal Jakarta pada September 2024 lalu (Twitter)
Momen Nasaruddin Umar mencium kepala Paus Fransiskus saat pertemuan di Masjid Istiqlal Jakarta pada September 2024 lalu (Twitter)

Sebelumnya diberitakan, Kardinal Robert Francis Prevost diumumkan menjadi pemimpin tertinggi umat Katolik dunia pada Kamis 8  Mei 2025 lalu.

Seperti tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad, pengumuman pemilihan paus dilakukan dengan simbol asap putih yang mengepul dari cerobong Kapel Sistina di Vatican.

Asap tersebut menandakan bahwa para kardinal yang terdiri dari 133 anggota telah mencapai konsensus dalam memilih pemimpin baru Gereja Katolik.

Robert Francis Prevost resmi menjadi paus ke-267 dalam sejarah Gereja Katolik dan mengambil nama Paus Leo XIV.

Pengumuman namanya dari balkon Basilika Santo Petrus disambut dengan sorak-sorai dari ribuan umat yang meneriakkan, "Viva il Papa!" yang berarti "Hidup Paus!"

Terpilihnya Kardinal Prevost yang berusia 69 tahun tersebut menjadi sejarah baru di Vatikan, lantaran Paus Leo menjadi warga negara Amerika Serikat yang kali pertama memegang jabatan tertinggi di Gereja Katolik.

Prevost lahir di Chicago pada Tahun 1955. Ia dikenal sebagai figur penting di Amerika Latin karena kiprahnya sebagai misionaris di Peru selama beberapa dekade.

Robert Prevost dibesarkan dalam lingkungan keluarga keturunan Spanyol dan Franco-Italia dengan kehidupan Katolik yang taat.

Dia mulai menunjukkan ketertarikan pada kehidupan rohani sejak dini dengan menjadi misdinar, dan ditahbiskan menjadi imam pada 1982.

Tiga tahun kemudian, dia pindah ke Peru, mengabdikan diri kepada komunitas miskin dan terpinggirkan, terutama di kota Trujillo, wilayah pesisir barat laut Peru.

Dia dikenal sebagai sosok yang membangun jembatan antar komunitas dan memperjuangkan keadilan sosial.

Ketekunan Prevost membuatnya dikenang secara hangat oleh masyarakat Peru, dan dia pun memperoleh kewarganegaraan Peru.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI