Suara.com - Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mewakili Presiden Prabowo Subianto mengucapkan selamat atas terpilihnya Robert Francis Prevost sebagai paus ke-267 dalam sejarah Gereja Katolik. Diketahui Robert Francis Prevost mengambil nama Paus Leo XIV.
Meski mewakili pemerintah dan kepala negara Prasetyo mengatakan nantinya akan ada pernyataan resmi dari Prabowo.
"Tetapi kalau boleh saya mewakili presiden, mewakili pemerintah, tentunya kita mengucapkan selamat atas terpilihnya Paus Leo ke-14 untuk menggantikan Paus Franciscus yang wafat beberapa waktu yang lalu," kata Prasetyo di komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Prasetyo melihat ada pesan penting yang disampaikan Paus Leo XIV mengenai perdamaian dan keadilan sosial.
"Salah satu yang menurut saya menjadi penting terhadap terpilihnya Paus Leo adalah pesan beliau yaitu tentang perdamaian dan keadilan sosial," kata Prasetyo.
"Kita sebagai orang Indonesia mesti tidak boleh tidak hafal, tidak boleh tidak menghayati sila ke-2 dari Pancasila kita," ujarnya.

Ucapan Selamat Menag RI ke Paus Baru
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengucapkan selamat atas terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik dunia.
Kardinal Robert Francis Prevost terpilih dalam prosesi conclave di Vatican, yang berlangsung sejak 7 Mei 2025.
Baca Juga: Menag Nasaruddin Sambut Paus Baru: Seruan Damai Paus Leo XIV Milik Seluruh Umat Manusia
“Selamat atas terpilihnya Paus Leo XIV sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik dunia,” kata Nasaruddin dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Kardinal Robert Francis Prevost akan menggunakan nama kepausan Paus Leo XIV. Dia terpilih menjadi pemimpin Gereja Katolik baru menggantikan Paus Fransiskus yang meninggal dunia pada 21 April 2025.
Selain mengucapkan selamat, Nasaruddin juga mengapresiasi pesan pertama yang disampaikan oleh Paus Leo XIV usai terpilih sebagai paus ke-267.
Dalam pidato perdananya, Paus Leo XIV menyampaikan pesan damai ke seluruh dunia. Menurut Nasaruddin, ajakan perdamaian itu menjadi pesan bagi seluruh umat manusia.
"Pesan damai sejahtera dari Paus Leo XIV dalam pidato perdananya patut kita apresiasi. Ini merupakan pesan universal yang harus kita upayakan bersama agar kehidupan dunia ini semakin damai di masa mendatang,” ujar Nasaruddin.
Paus Leon XIV Pimpin Baru Gereja Katolik
Sebelumnya diberitakan, Kardinal Robert Francis Prevost diumumkan menjadi pemimpin tertinggi umat Katolik dunia pada Kamis 8 Mei 2025 lalu. Paus Leon terpilih menjadi pimpinan Gereja Katolik untuk menggantikan Paus Fransiskus yang meninggal dunia pada 21 April 2025 lalu.
Seperti tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad, pengumuman pemilihan paus dilakukan dengan simbol asap putih yang mengepul dari cerobong Kapel Sistina di Vatikan.
Asap tersebut menandakan bahwa para kardinal yang terdiri dari 133 anggota telah mencapai konsensus dalam memilih pemimpin baru Gereja Katolik.
Robert Francis Prevost resmi menjadi paus ke-267 dalam sejarah Gereja Katolik dan mengambil nama Paus Leo XIV.
Pengumuman namanya dari balkon Basilika Santo Petrus disambut dengan sorak-sorai dari ribuan umat yang meneriakkan, "Viva il Papa!" yang berarti "Hidup Paus!"
![Robert Francis Prevost terpilih sebagai Paus yang baru [Instagram/vaticannews]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/09/70156-robert-francis-prevost-terpilih-sebagai-paus-yang-baru-instagramvaticannews.jpg)
Terpilihnya Kardinal Prevost yang berusia 69 tahun tersebut menjadi sejarah baru di Vatikan, lantaran Paus Leo menjadi warga negara Amerika Serikat yang kali pertama memegang jabatan tertinggi di Gereja Katolik.
Robert Prevost lahir di Chicago pada Tahun 1955. Ia dikenal sebagai figur penting di Amerika Latin karena kiprahnya sebagai misionaris di Peru selama beberapa dekade.
Robert Prevost dibesarkan dalam lingkungan keluarga keturunan Spanyol dan Franco-Italia dengan kehidupan Katolik yang taat.
Robert Prevost mulai menunjukkan ketertarikan pada kehidupan rohani sejak dini dengan menjadi misdinar, dan ditahbiskan menjadi imam pada 1982.
Tiga tahun kemudian, Robert Prevost pindah ke Peru, mengabdikan diri kepada komunitas miskin dan terpinggirkan, terutama di kota Trujillo, wilayah pesisir barat laut Peru.
Robert Prevost dikenal sebagai sosok yang membangun jembatan antar komunitas dan memperjuangkan keadilan sosial.
Ketekunan Prevost membuatnya dikenang secara hangat oleh masyarakat Peru, dan dia pun memperoleh kewarganegaraan Peru.