Suara.com - PDI Perjuangan atau PDIP mengaku enggan ikut campur soal peluang Presiden ketujuh RI Joko Widodo atau Jokowi menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Alasannya, PDIP menghormati hak independensi dan kedaulatan masing-masing partai.
"PDI (Perjuangan) menyalonkan siapa kan internal PDI, tidak dicampuri. PSI punya independensi untuk memutuskan siapa pun, itu hak setiap organisasi," kata Politisi PDIP, Aria Bima di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip Kamis (15/5/2025).
Menurut Aria Bima, semua keputusan partai secara internal merupakan hak otonomi dan berdaulatnya dalam organisasi.
PDIP menghormati apa pun yang menjadi proses di partai lain.

"Kongres partai kami hormati, kami menghormati seluruh partai di Indonesia ini untuk memberikan semacam pengabdian kepada bangsa lewat demokratisasi," beber Aria Bima.
Wakil Ketua Komisi II DPR ini hanya berpesan bahwa Kongres PSI sebagai instrumen pemilihan ketua umum (ketum) itu harus menjadi penguat demokrasi.
"Kita harapkan kongres PSI juga menjadikan instrumen penguatnya demokrasi dan menguatnya berbagai hal yang menyangkut dinamika nasional," kata Aria Bima.
Jokowi Ukur Kans Maju Ketum PSI
Sebelumnya, mantan Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengeklaim masih menghitung-hitung kans untuk mendaftar diri maju dalam pemilihan Ketua Umum PSI. Alasannya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku tidak ingin mengalami kekalahan jika nantinya berniat maju untuk menggantikan posisi Kaesang Pangarep sebagai ketum partai tersebut.
Baca Juga: Heboh PSN Prabowo Diduga Dipalak Pengusaha Cilegon Rp5 Triliun, Begini Ultimatum Polisi
"Jangan sampai, kalau saya mendaftar, nanti saya kalah," kata Jokowi ditemui wartawan di Solo, Rabu (14/5/2025).