Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, menyebut PLTS Atap sebagai solusi tercepat dan termurah untuk memenuhi kebutuhan energi masa depan. Apalagi jika dikombinasikan dengan sistem penyimpanan energi atau battery energy storage system (BESS).
“Ini bisa mengurangi risiko gagal pasok dari Jawa, sekaligus memenuhi kebutuhan yang terus naik,” katanya.
Fabby juga menilai bahwa kondisi geografis dan sosial Bali sangat mendukung untuk pengembangan PLTS Atap secara menyeluruh. Setiap rumah, kantor, sekolah, dan hotel bisa berkontribusi menjadi sumber energi bersih yang terhubung dalam satu jaringan besar.
Bukan hanya soal listrik, energi surya juga membuka banyak peluang. Hasil kajian IESR dan Universitas Udayana menyebut, pengembangan PLTS Atap bisa menciptakan ribuan lapangan kerja hijau. Selain itu, masyarakat dapat menikmati penghematan biaya listrik, terutama di sektor rumah tangga dan usaha kecil.
Yang lebih penting, program ini dapat membuka ruang partisipasi publik dalam transisi energi. Sesuatu yang selama ini masih dianggap sebagai domain eksklusif pemerintah dan korporasi besar.
Ketua CORE Universitas Udayana (UNUD), Prof. Ida Ayu Dwi Giriantari, Bali tidak bisa terus menambah pembangkit konvensional. PLTS Atap itu efisien ruang, ramah lingkungan, dan strategis.
Oleh karena, itu, salah satunya melalui pemanfaatan PLTS Atap dan pembangunan pembangkit energi surya secara tersebar. Selain lebih efisien secara ruang, pendekatan ini juga lebih ramah lingkungan.
Inilah alasan di balik program percepatan pemanfaatan PLTS Atap, agar pengembangan energi bersih dapat mengejar kebutuhan dan mendukung tercapainya Bali Net Zero Emission 2045
Perlu Regulasi yang Mendukung
Baca Juga: Here We Go! Bali United Serius Ingin Rekrut Pelatih Eliano Reijnders
Namun, semangat besar ini tidak akan berjalan mulus tanpa dukungan regulasi dari pemerintah pusat. Saat ini, Peraturan Menteri ESDM No. 2 Tahun 2024 dinilai masih menghambat. Terutama aturan soal kuota dan pembatasan pemanfaatan PLTS Atap yang justru bisa memperlambat transisi energi.