Suara.com - Kabar duka datang dari jurnalis senior, Najwa Shihab. Sang suami, Ibrahim Sjarief Assegaf, dikabarkan meninggal dunia pada Selasa (20/5/2025) sekitar pukul 14.29 WIB di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), Jakarta.
Kabar duka ini disampaikan melalui sebuah pengumuman resmi yang tersebar lewat pesan WhatsApp grup jurnalis.
Informasinya, jenazah almarhum disemayamkan di kediaman duka yang berlokasi di Jl. Jeruk Purut No. 8-9, RT 004/RW 003, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Tahlil bersama akan digelar di lokasi tersebut mulai malam ini. Rencana pemakaman akan dilaksanakan pada Rabu (21/5/2025) pukul 10.00 WIB di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Keluarga memohon doa dan keikhlasan dari seluruh pihak serta berharap agar segala kesalahan almarhum dimaafkan selama hidupnya. "Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Aamiin ya Rabbal ‘alamin," demikian bunyi pernyataan dalam pengumuman duka.
Almarhum meninggalkan istri, Najwa Shihab, serta seorang anak, Izzat Ibrahim Assegaf. Ia juga merupakan menantu dari tokoh ulama ternama, Muhammad Quraish Shihab.
Siapa Sosok Suami Najwa Shihab?
Suami Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief Assegaf, bukanlah sosok biasa di balik popularitas jurnalis senior tersebut.
Dikenal sebagai pengacara andal sekaligus pribadi yang jauh dari sorotan media, Ibrahim merupakan figur intelektual dengan rekam jejak pendidikan dan karier hukum yang mengesankan.
![Najwa Shihab bersama anak dan suaminya, Ibrahim Sjarief Assegaf. [Dok. Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/20/53141-najwa-shihab.jpg)
Tak hanya itu, ia juga diketahui berasal dari garis keturunan Nabi Muhammad SAW. Hal itu menjadikannya salah satu tokoh berdarah Arab yang berpengaruh di bidang hukum Indonesia.
Pria yang akrab disapa Baim ini lahir di Solo pada 1971, dan menempuh pendidikan hukum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) dari tahun 1991 hingga 1997.
Di kampus inilah ia pertama kali bertemu dengan Najwa Shihab, mahasiswi junior yang kelak menjadi istrinya.
Keduanya bertemu saat Najwa baru memulai kuliahnya, sementara Ibrahim tengah menyelesaikan skripsi.
Hubungan keduanya terjalin akrab karena pengalaman serupa dalam program pertukaran pelajar ke luar negeri dan latar belakang keluarga yang saling mengenal.
Setelah menyelesaikan studi S1, suami Najwa Shihab sempat menjadi rekan penelitian tamu di Harvard Law School untuk Program Studi Hukum Asia Timur pada 2003–2004.
Tak berhenti di situ, ia melanjutkan studi S2 di University of Melbourne pada 2008–2009 dan meraih gelar Master of Law (LLM), memperkuat kredibilitasnya di kancah hukum internasional.
Dalam dunia profesional, Ibrahim dikenal sebagai pengacara senior yang tergabung di firma hukum ternama Assegaf Hamzah & Partners.
Keahliannya mencakup sektor perbankan dan keuangan, restrukturisasi, serta merger dan akuisisi (M&A).
Pengakuan atas kiprahnya dibuktikan melalui berbagai penghargaan, seperti "Leader in his Field" dari Chambers Asia Pacific untuk bidang Banking & Finance (2016), serta "Leading Lawyer" dari Asialaw Leading Lawyers dan IFLR 1000 di sektor Financial & Corporate dan M&A.
Selain aktif di firma hukum tersebut, suami Najwa Shihab juga menjabat sebagai Direktur PT Justika Siar Public, sebuah perusahaan hukum berbasis teknologi yang berfokus pada layanan konsultasi hukum online.
Justika dikenal sebagai platform penghubung antara masyarakat dengan konsultan hukum yang menawarkan solusi atas berbagai konflik hukum, menjadikan akses hukum lebih inklusif di era digital.
Menariknya, kehidupan pribadi pasangan ini pun sarat nilai dan prinsip. Sebelum menikah, Ibrahim sempat melamar Najwa ketika ia masih berusia 19 tahun. Namun, ayah Najwa, Quraish Shihab, memberi syarat agar Baim menuntaskan pendidikannya lebih dulu.
Setelah melalui proses pemantapan, termasuk perjalanan umrah yang dilakukan bersama orang tua, keduanya akhirnya menikah di Solo pada 1997. Saat itu, Najwa berusia 20 tahun dan Ibrahim 26 tahun.
Rumah tangga mereka tetap harmonis dan jauh dari gosip. Dalam beberapa wawancara, Najwa menyebut sang suami sebagai sosok yang tertutup dan tidak nyaman menjadi pusat perhatian.
Najwa selalu meminta izin sebelum membagikan momen kebersamaan di media sosial. Sikap saling menghormati inilah yang menjadi fondasi kuat dalam pernikahan mereka.
Tak banyak yang tahu, suami Najwa Shihab juga berasal dari keturunan Nabi Muhammad SAW melalui marga Assegaf. Hal ini diperkuat dengan catatan dari organisasi Rabithah Alawiyah, lembaga resmi yang mendokumentasikan silsilah keturunan Rasulullah di Indonesia sejak 1928.
Dengan demikian, baik Najwa maupun Ibrahim, keduanya berasal dari garis keturunan yang sama, yakni keturunan Arab Quraisy yang dikenal terpelajar.
Meskipun memiliki latar belakang keluarga terpandang dan karier cemerlang, Ibrahim tetap memilih menjalani kehidupan yang sederhana dan jauh dari gemerlap media.
Namanya memang jarang muncul ke publik, namun kontribusinya dalam dunia hukum Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata.