Demi Cari Uang untuk Makan Anak Istri, Driver Ojol Ini Sampai Buka Jaket: Biar Gak Diapa-apain

Selasa, 20 Mei 2025 | 18:16 WIB
Demi Cari Uang untuk Makan Anak Istri, Driver Ojol Ini Sampai Buka Jaket: Biar Gak Diapa-apain
Salah seorang ojek online (ojol) bernama Hanafi memilih tetap menyalakan aplikasi demi bisa bekerja saat aksi unjuk rasa sejumlah elemen ojol berlangsung di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2025). (Suara.com/Fakhri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah seorang ojek online (ojol) bernama Hanafi memilih tetap menyalakan aplikasi demi bisa bekerja saat aksi unjuk rasa sejumlah elemen ojol berlangsung di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2025).

Ia sendiri mengaku sempat khawatir lantaran mendapat pesanan di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat yang dekat dengan titik aksi.

Apalagi, sempat ada informasi massa aksi bakal memaksa para ojol untuk ikut aksi apabila ketahuan tetap menyalakan aplikasi alias on-bid.

Demi menyiasatinya, ia pun rela membuka jaket yang menjadi atribut pengenal ojol.

"Iya takut juga kalau dapet orderan ke sini (Jalan Medan Merdeka Selatan). Katanya mau dipaksa atau apalah kan seram juga," ujar Hanafi kepada Suara.com, Selasa.

Karena itu, ia lebih memilih untuk menghindari masalah dengan ojol lain apabila ketahuan masih on-bid.

"Makanya nggak pakai jaket ini. Saya masukin motor aja. Daripada diapa-apain kan," jelasnya.

Di satu sisi, ia mengaku tetap on-bid demi mencari pendapatan untuk menghidupi keluarganya.

"Ya kalau nggak narik ntar anak istri di rumah makan apa. Kan nggak ditanggung yang demo," ungkapnya.

Baca Juga: Larang Perwakilan Kemenhub Naik Mobil Komando, Massa Ojol: Suruh Menterinya ke Sini!

Meski demikian, ia mengapresiasi rekan-rekan ojol lain yang berjuang turun ke jalan menyuarakan aspirasi.

Hanafi sendiri mengakui juga merasa kesulitan karena kebijakan aplikator selama bekerja sebagai ojol.

"Sekarang emang dapatnya sedikit. Ada saja potongannya dari aplikator. Ya kita terima kasih juga lah bisa disuarakan gitu. Tapi mohon maaf saya belum bisa ikutan (aksi)," pungkasnya.

Gojek Tak Bisa Penuhi Tuntutan

Sebelumnya Chief of Public Policy and Government Relations GoTo, Ade Mulya menyatakan Gojek tidak bisa memenuhi tuntutan massa aksi ojek online untuk menurunkan potongan biaya aplikasi dan komisi.

Ia menyebut potongan untuk aplikasi dan komisi diperlukan demi kepentingan para pengemudi alias driver juga.

Di satu sisi, ia menyebut pihaknya bersedia menerima masukan dari berbagai pihak, termasuk aspirasi dari para ojol yang sedang melakukan aksi di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya pada Selasa (20/5/2025).

"Namun, bagi Gojek, pengurangan komisi menjadi 10 persen bukanlah solusi," ujar Ade kepada wartawan, Selasa (20/5/2025).

Ade menjelaskan, komisi tiap perjalanan dipakai untuk memastikan keberlangsungan tingkat pesanan dan peluang pendapatan driver.

Ia mencontohkan salah satunya adalah pengadaan promo dan diskon yang bisa menarik pelanggan menggunakan Gojek.

"Lalu, insentif dan swadaya untuk mitra driver sebagai tambahan penghasilan dan bantuan operasional mitra," ucapnya.

Lalu, komisi itu juga dipakai untuk asuransi perjalanan driver dan pelanggan agar memberi rasa aman serta nyaman.

"Biaya lain termasuk pajak, biaya pemasaran, dan lainnya," tuturnya.

Terkait biaya jasa aplikasi, Ade menyebut hal ini ditanggung oleh pelanggan, bukan driver.

"Ini adalah komponen terpisah yangdibebankan kepada pengguna dan lazim/biasa diberlakukan oleh berbagai platform teknologi, baik di dalam maupun luar negeri," jelas Ade.

Sejumlah pengemudi ojek daring (ojol) melakukan aksi demonstrasi di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Selasa (20/5/2025).  (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja).
Sejumlah pengemudi ojek daring (ojol) melakukan aksi demonstrasi di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Selasa (20/5/2025). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja).

Biaya jasa aplikasi ini digunakan untuk pengembangan teknologi, keamanan, operasional, hingga kelanjutan bisnis.

"Sekitar 80 persen dari total Nilai Transaksi Bruto dikembalikan kepada ekosistem mitra kami," ungkap Ade.

"Termasuk pembayaran langsung kepada Mitra Driver, Mitra Merchant, pelanggan, serta investasi dalam program-program insentif, operasional, dan pengembangan teknologi," tambahnya memungkasi.

Sindiran Driver

Driver ojek online wanita ikut melayangkan sindiran kepada rekan-rekannya yang lebih memilih mengangkut penumpang ketimbang ikut berdemonstrasi menuntut pihak aplikasi.

Sindiran itu dalam orasi di tengah massa ojol yang menggelar aksi demonstrasi di depan Patung MH Thamrin, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (20/5/2025).

Pantauan Suara.com, terlihat massa yang biasanya ditempatkan di Jalan Medan Merdeka Barat, kini ditempatkan di lapangan silang Monas, dekat patung MH Thamrin.

Salah seorang emak-emak yang selaku orator, menyindir tajam sejumlah mitra driver yang memilih tetap menarik penumpang meskipun aksi protes tengah berlangsung.

“Kami lantang berdiri di sini, lu beraninya cuma cuap-cuap di grup, anyep di sini. Lu masih narik enggak malu lu ya? check out Shopee, lu masih banyak kah?” sindir emak-emak itu saat beroasi di atas mobil komando, Selasa.

Tak hanya itu, emak-emak yang menjadi orator juga sang orator juga menyentil para mitra yang dianggap tunduk pada kepentingan perusahaan aplikator.

Ia menegaskan bahwa aksi tersebut murni didorong oleh nurani, bukan karena bayaran atau kepentingan sesaat.

“Kami datang atas hati nurani, beda sama budak-budak aplikator, dikasih duit baru datang,” pekik emak-emak itu dengan nada tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI