Selain itu, masih ada gap infrastruktur digital seperti jaringan internet yang belum merata.
Serta keterbatasan perangkat smartphone yang kompatibel di kalangan masyarakat ekonomi bawah.
Namun demikian, pemerintah dan Bank Indonesia terus melakukan edukasi dan sosialisasi secara masif.
Termasuk melalui program digitalisasi desa dan transformasi ekonomi inklusif berbasis teknologi.
Komitmen ini diperkuat dengan sinergi bersama pemerintah daerah, perbankan, serta penyelenggara fintech dan e-wallet lokal.
Bank Indonesia juga memberikan insentif biaya kepada merchant dan pelaku UMKM untuk mempercepat adopsi QRIS.
Misalnya, dengan kebijakan Merchant Discount Rate (MDR) sebesar 0% untuk sektor pendidikan dan sosial, serta MDR ringan untuk pelaku usaha kecil.
Harapan ke Depan
QRIS menjadi simbol kemajuan sistem pembayaran Indonesia menuju era digital yang lebih inklusif dan modern.
Baca Juga: QRIS Bisa Digunakan di Jepang dan China! India, Korsel dan Arab Saudi Segera Menyusul
Kehadiran QRIS tidak hanya mempermudah transaksi, tetapi juga membuka akses keuangan formal bagi jutaan UMKM yang sebelumnya belum tersentuh layanan perbankan.
Dengan semakin luasnya pemanfaatan QRIS, diharapkan Indonesia bisa mempercepat target cashless society dan meningkatkan daya saing ekonomi digital secara global.
Sebagai masyarakat, peran kita adalah mendukung transformasi ini dengan mulai membiasakan diri menggunakan pembayaran digital.
Tidak hanya demi kenyamanan, tetapi juga demi mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih efisien dan transparan.