Suara.com - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan media sosial, anak-anak semakin akrab dengan dunia digital sejak usia dini.
Namun, seiring dengan manfaat yang ditawarkan internet, risiko konten berbahaya seperti pornografi anak juga mengintai.
Kasus seperti grup “Fantasi Sedarah” dan “Suka Duka” di media sosial baru-baru ini menjadi peringatan keras bagi kita semua bahwa perlindungan terhadap anak di ruang digital harus menjadi prioritas bersama.
Berikut adalah tips praktis dan komprehensif bagi orang tua, pendidik, serta masyarakat untuk melindungi anak dari ancaman pornografi anak:
1. Bangun Komunikasi Terbuka dengan Anak
Anak-anak harus merasa aman untuk berbicara dengan orang tua tentang apa pun yang mereka temui di internet.
Bangun kepercayaan dan ciptakan suasana yang nyaman untuk berdiskusi.
Ajarkan anak untuk tidak takut menceritakan jika mereka melihat sesuatu yang membuat mereka tidak nyaman.
Tips:
Baca Juga: Horor Inses Online: Grup 'Fantasi Sedarah' Normalisasi Kejahatan Seksual Keluarga
- Luangkan waktu setiap hari untuk bertanya tentang aktivitas online anak.
- Jangan menyalahkan atau memarahi ketika anak mengaku menemukan konten tidak pantas—fokuslah pada solusinya.
2. Berikan Pendidikan Seksual yang Sesuai Usia
Pendidikan seksual bukanlah hal tabu, melainkan cara penting untuk membekali anak memahami tubuh mereka, batasan pribadi, dan bahaya pelecehan.
Pengetahuan ini penting agar anak mampu mengenali dan melaporkan tindakan yang tidak pantas.
Tips:
- Gunakan bahasa sederhana dan sesuai usia.
- Ajarkan konsep “bagian tubuh pribadi” dan bahwa tidak ada yang boleh menyentuh tanpa izin.
3. Gunakan Fitur Kontrol Orang Tua dan Filter Konten
Manfaatkan teknologi untuk membatasi akses anak ke situs atau aplikasi yang tidak sesuai.