Kadin Ajak Investor China Bangun 1.000 Dapur Makan Bergizi Gratis

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 27 Mei 2025 | 12:48 WIB
Kadin Ajak Investor China Bangun 1.000 Dapur Makan Bergizi Gratis
Arsip-Siswa di SMKN 4 Yogyakarta yang siap menjadi pilot project program MBG di Kota Yogyakarta. [Kontributor Suarajogja.id/Putu]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengambil langkah strategis dalam upaya mengatasi masalah gizi dengan menargetkan pembangunan 1.000 dapur makan bergizi gratis (MBG).

Inisiatif ambisius ini akan diwujudkan di bawah program "MBG Gotong Royong," yang beroperasi secara independen dari dapur-dapur MBG yang telah didirikan oleh pemerintah. Komitmen ini tidak hanya didukung oleh Kadin sendiri, tetapi juga mencari kolaborasi internasional, khususnya dengan para pengusaha dari China.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, mengungkapkan hal tersebut di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (25/5/2025), usai kunjungan resmi Perdana Menteri (PM) China Li Qiang. Anindya menjelaskan bahwa pihaknya telah menawarkan peluang investasi kepada para pengusaha China untuk berpartisipasi dalam proyek pembangunan 1.000 dapur MBG ini melalui Kadin China.

Anindya Bakrie mengklaimbahwa ketertarikan pengusaha China untuk berpartisipasi dalam program ini sangat tinggi. "Mereka banyak sekali ingin partisipasi. Ada yang ingin di CSR-nya saja. Kebetulan, mereka memperhatikan Kadin itu punya MBG Gotong Royong. Apa itu? Istilahnya MBG as a service. Jadi, artinya, (investor) bisa beli paketan (investasi, red.)," jelas Anindya, dikutip dari Antara.

Konsep MBG as a service ini menawarkan fleksibilitas bagi investor untuk berkontribusi sesuai dengan kemampuan dan preferensi mereka.

Sebagai langkah awal, Kadin Indonesia saat ini sedang mengembangkan beberapa dapur MBG sebagai proyek percontohan (pilot project) dari total 1.000 dapur yang ditargetkan. Saat ini, ada 16 unit dapur yang dibangun oleh Kadin Indonesia, ditambah beberapa ratus unit di daerah lain. Dari proyek percontohan ini, investor dapat berkontribusi dalam berbagai bentuk.

"Nah, dari sini, mereka (investor, red.) bisa berkontribusi dari misalnya dapurnya sendiri sebagai CSR, karena sudah ada paketnya. Apakah itu Rp2 miliaran, atau bagaimana," kata Anindya.

Selain pendanaan untuk pembangunan dapur, para calon investor juga memiliki opsi untuk berkontribusi dalam bentuk pasokan protein dan karbohidrat, yang merupakan menu wajib dalam sajian makanan bergizi gratis. Namun, kontribusi ini tidak hanya sebatas impor.

Anindya menekankan bahwa ada pula keinginan dari investor untuk mengembangkan sektor pertanian dan agrikultur mereka sendiri di Indonesia, sebagai bagian dari upaya memenuhi pasokan. "Tetapi bukan saja memasok, impor seperti biasa, tetapi juga membuat pertaniannya sendiri, agrikulturnya sendiri," sambung Anindya. Yang tak kalah penting, para investor juga menunjukkan minat untuk membantu memperbaiki sistem logistik agar distribusi makanan bergizi dapat berjalan lebih efisien.

Baca Juga: Podium Juara Malaysia Masters 2025: China Sabet Empat Gelar!

Mengenai perkiraan nilai investasi, Anindya belum dapat menyebutkan angka pasti. Ia menjelaskan bahwa nilai investasi akan sangat bergantung pada kesepakatan dengan para calon investor.

"Jadi nanti kami akan bicara dengan teman China: Mau ikutan berapa? Dan, kami sudah tahu satunya berapa. Jadi, itu kan hanya dari, bisa dibilang dapurnya SPPG, tetapi dari pasokannya dan lain-lain itu lebih besar lagi (nilainya, red.),” pungkas Anindya, mengindikasikan bahwa nilai total proyek ini bisa jauh lebih besar dari sekadar biaya pembangunan dapur.

Di sisi lain, dukungan kuat terhadap kerja sama ini datang dari Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Ketua DPR RI, Puan Maharani, secara tegas menyatakan institusinya mendukung penuh kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan China. Puan menjelaskan bahwa salah satu bentuk dukungan yang diberikan oleh DPR RI adalah melalui regulasi yang dibuat guna mendorong masuknya investasi dari China ke Indonesia.

"Kita akan mendukung kebijakan dari pemerintah. Tentu saja yang sama-sama saling menguntungkan di antara kedua negara melalui kebijakan-kebijakannya di kementerian terkait,” ujar Puan saat memberikan keterangan usai bertemu dengan Perdana Menteri China Li Qiang di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (25/5/2025).

Dukungan dari DPR RI ini sangat beralasan, mengingat China merupakan investor ketiga terbesar di Indonesia. Hal ini menunjukkan pentingnya hubungan ekonomi antara kedua negara. Meski demikian, Puan juga menekankan bahwa Indonesia perlu meningkatkan investasi di China, khususnya melalui aspek pendidikan dan pariwisata. Hal ini bertujuan untuk menciptakan hubungan yang lebih seimbang dan saling menguntungkan.

"Tadi juga disampaikan bagaimana kemudian rakyat China untuk lebih banyak datang ke Indonesia, dan masyarakat Indonesia untuk lebih banyak datang ke China,” katanya, membocorkan salah satu isi pertemuan penting tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI