Hingga Hari Ke-39, 175 Jemaah Haji asal Indonesia Meninggal, Mayoritas karena Jantung

Minggu, 08 Juni 2025 | 11:34 WIB
Hingga Hari Ke-39, 175 Jemaah Haji asal Indonesia Meninggal, Mayoritas karena Jantung
Ilustrasi jemaah haji berjalan kaki menuju Minda dari Muzdalifah, Makkah, Arab Saudi, Jumat (6/6/2025). [ANTARA FOTO/Andika Wahyu/foc]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo sebelumnya telah menyarankan para jemaah haji Indonesia agar mengurangi aktivitas fisik, termasuk ibadah sunah.

Saran tersebut terutama diperuntukan terhadap jemaah lansia serta yang memiliki penyakit bawaan.

Dia mengingatkan bahwa para jemaah haji perlu menyiapkan fisik yang prima agar bisa nyaman menjalani puncak ibadah haji saat di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna).

Liliek menekankan bahwa kegiatan itu membutuhkan persiapan serta manajemen diri yang baik. Dia juga mengimbau agar jemaah lansia sebaiknya kurangi aktivitas fisik, termasuk ibadah sunnah jelang wukuf.

Jamaah haji melempar jumrah Aqabah di Mina, Makkah, Arab Saudi, Jumat (6/6/2025). [ANTARA FOTO/Andika Wahyu/foc]
Jemaah haji melempar jumrah Aqabah di Mina, Makkah, Arab Saudi, Jumat (6/6/2025). [ANTARA FOTO/Andika Wahyu/foc]

“Para jemaah, terutama yang lansia atau memiliki penyakit penyerta seperti jantung, hipertensi, dan diabetes, untuk mengurangi ibadah sunah yang membutuhkan pengerahan tenaga ekstra," kata Liliek.

"Contohnya, mengurangi frekuensi umroh, tawaf sunah berulang kali, menghindari jalan kaki jarak jauh ke Masjidil Haram ataupun Masjid Nabawi, serta wisata ziarah. Jemaah harus memastikan waktu istirahat yang cukup,” sarannya.

Ibadah sunah memang memiliki pahala yang besar, namun kesehatan dan keselamatan jiwa jauh lebih utama, terutamanya pada saat pelaksanaan haji di Armuzna.

Sebelumnya diberitakan, sebelum fase Armuzna, Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan negosiasi dengan Pemerintah Arab Saudi.

Terkait perizinan operasional Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Makkah. Hal ini disampaikan Menag saat meninjau langsung persiapan fasilitas KKHI dalam menyambut puncak ibadah haji 1446 H.

Baca Juga: Sembilan Orang Ditangkap Saat Angkut Jemaah Haji Ilegal

"Kami akan melakukan negosiasi dengan pemerintah Arab Saudi, khususnya dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri, untuk memohon izin operasional KKHI Daker Makkah," ujar Menag dalam kunjungannya pada Minggu 1 Juni 2025.

Menag menjelaskan bahwa saat ini terdapat regulasi baru dari otoritas Arab Saudi yang belum mengizinkan KKHI beroperasi.

Akibatnya, semua pasien jemaah haji asal Indonesia harus langsung dirujuk ke rumah sakit (RS) milik Pemerintah Arab Saudi.

"Padahal, keberadaan KKHI sangat penting bagi jemaah kita. Mereka akan lebih nyaman dirawat oleh tenaga medis dari Indonesia yang memahami budaya, bahasa, dan kebutuhan mereka," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI