Gibran Borong Outer Lurik di Klaten: "Bisa Buat Ngemall Atau Ngopi Sore

Sabtu, 12 Juli 2025 | 08:15 WIB
Gibran Borong Outer Lurik di Klaten: "Bisa Buat Ngemall Atau Ngopi Sore
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka [TikTok]

Suara.com - Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka berkunjung ke Desa Pengrajin Lurik Tradisional di Dusun II, Mlese Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada Rabu (9/7/25).

Gibran turun ke lapangan langsung melihat proses panjang produksi kain lurik. Pengerjaan ini melibatkan banyak pihak di lingkungan desa tersebut.

Dalam momen pidato di tengah para pengrajin itu, Gibran terlihat didampingi Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo.

Gibran menitip pesan pada Hamenang agar kerajinan kain lurik yang ada di daerah tersebut dapat mengikuti perkembangan zaman.

Tak hanya itu, Gibran juga mengungkapkan bahwa alangkah baiknya banyak melibatkan anak-anak muda, seperti para desainer-desainer muda.

“Harus lebih banyak melibatkan anak-anak muda ya Pak Bupati ya, mengikuti perkembangan zaman pakai e-commerce, melibatkan desainer-desainer muda, packagingnya harus baik, brandingnya harus baik, harus eye catching,” ujar Gibran.

Selain itu dalam mengemasnya, Gibran juga menitip pesan agar packagingnya menarik, sehingga eye catching.

Sementara itu untuk pemasarannya, Gibran berharap agar tidak menyasar orang-orang dinas maupun yang senior saja, melainkan juga anak-anak muda.

“Jadi pasarnya jangan hanya dinas, orang-orang yang sudah senior, tapi anak-anak muda juga,” ungkapnya.

Baca Juga: Dari Era Kolonial ke AI: Mampukah Indonesia Benar-Benar Swasembada Gula?

Menurut Gibran, corak lurik hasil dari para pengrajin itu adalah corak yang fleksibel, sehingga bisa digunakan untuk acara formal maupun Santai.

Tak heran, jika Gibran memutuskan untuk membeli outer lurik 2 sekaligus, pasalnya bisa dipakai ke mall maupun pergi ngopi.

“Luriknya ini bisa dipakai di luar jam kedinasan atau jam kerja,” aku Gibran.

“Makanya tadi saya beli dua outer. Mungkin bisa dipakai untuk ngemall, atau ngopi-ngopi sore,” sambungnya.

Gibran berharap UMKM berbasis budaya lokal ini dapat mengangkat kesejahteraan di Kabupaten Klaten, dan mampu bersaing di pasar modern.

“Harapannya bisa mengangkat kesejahteraan di Kabupaten Klaten,” ucapnya.

Dalam peninjauan tersebut, Gibran menyampaikan dukungan moril dan apresiasi karena menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar dalam produksinya.

Menurutnya, gotong royong dalam memproduksi kain tradisional menjadi nilai penting yang harus dihargai dan dipertahankan.

Gibran juga menilai pentingnya pemanfaatan platform digital dalam memperluas jangkauan pasar.

Ia menekankan bahwa kemasan produk harus menarik secara visual, didukung oleh alat produksi professional, serta menggandeng desainer muda agar tetap relevan dengan tren saat ini.

Kunjungan ke UMKM berbasis budaya lokal tersebut menjadi bagian dari komitmen pemerintah untuk memperkuat industry kreatif lokal dan menjadikan kain tradisional sebagai produk unggulan yang mampu bersaing di Tingkat nasional dan global.

Kain Lurik Khas Klaten

Kabupaten Klaten di Jawa Tengah terkenal dengan kerajinan kain lurik. Kain tersebut tidak hanya mencerminkan nilai-nilai tradisi yang mendalam, namun juga menjadi bukti ketekunan masyarakat dalam mempertahankan dan mengembangkan warisan leluhur.

Sesuai dengan namanya ‘Lurik’, kain ini terdiri dari garis-garis vertikal atau horizontal yang membentuk pola sederhana, namun sarat makna.

Kain lurik tersebut menyimpan sejarah panjang yang sudah ada sejak masa Kerajaan Majapahit.

Bahkan, dalam relief Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke-8 Masehi, tergambar seseorang yang sedang menenun dengan alat tenun gendong.

Dalam Prasasti Raja Airlangga dari tahun 1033 M yang ditemukan di Jawa Timur, disebutkan pula istilah ‘tuluh watu’, salah satu motif lurik klasik yang hingga kini masih digunakan dalam upacara adat.

Dari sekian banyak daerah penghasil lurik, Klaten layak dijuluki sebagai ‘Ibukota Tenun Lurik’.

Pasalnya, Klaten menjadi rumah bagi ribuan perajin tenun lurik, terutama di wilayah-wilayah seperti Pedan, Cawas, Bayat, Delanggu dan Juwiring.

Kontributor : Kanita

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI