Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) secara tegas melarang distribusi konten yang memiliki muatan melanggar kesusilaan.
Pelaku penyebar, siapapun itu, dapat dijerat dengan Pasal 27 Ayat (1) UU ITE dengan ancaman hukuman penjara maksimal 6 tahun dan/atau denda maksimal Rp1 miliar. Jika ada unsur revenge porn atau pemerasan, hukumannya bisa lebih berat.
Kasus ini menjadi pengingat pahit bagi kita semua. Batasan antara ruang privat dan konsumsi publik menjadi sangat tipis. Klaim bahwa Lisa Mariana adalah korban yang dieksploitasi saat tak berdaya harus menjadi fokus utama investigasi, melampaui sensasionalisme video itu sendiri.
Bagaimana seharusnya hukum memandang kasus seperti ini?
Apakah fokus harus pada pembuat atau penyebar? Bagikan opinimu di kolom komentar dan ikuti terus perkembangan kasus ini.