Viral Detik-Detik Polisi Ternate Menangis Histeris Dijemput Propam di Depan Warga

Tasmalinda Suara.Com
Kamis, 17 Juli 2025 | 10:39 WIB
Viral Detik-Detik Polisi Ternate Menangis Histeris Dijemput Propam di Depan Warga
polisi menangis dijemput propam

Suara.com - Sebuah video amatir menggemparkan jagat maya merekam momen dramatis saat seorang oknum anggota polisi dijemput paksa oleh tim Profesi dan Pengamanan (Propam).

Dalam rekaman yang menyebar cepat, pria berseragam tersebut menangis histeris di salah satu ruas jalan di Ternate Utara, menolak untuk diamankan dan memicu perhatian warga sekitar.

Jeritannya yang pilu, “Tolong-tolong saya tara mau jemput,” menjadi sorotan utama, mengubah jalanan menjadi panggung drama yang tak terduga.

Siapa sangka, di balik seragam gagah seorang aparat penegak hukum, tersimpan kerapuhan yang terekspos di depan publik.

Detik-Detik Penjemputan yang Menggemparkan

Insiden ini bukan sekadar penegakan disiplin biasa. Cara oknum tersebut bereaksi dengan tangisan dan perlawanan verbal menunjukkan adanya tekanan emosional yang mendalam.

Peristiwa ini terjadi di ruang publik, disaksikan langsung oleh masyarakat yang kemudian mengabadikannya melalui ponsel mereka. Dalam sekejap, video tersebut menjadi viral, memicu ribuan komentar dan spekulasi dari netizen.

Oknum yang diketahui merupakan personel Satuan Sabhara Polda Maluku Utara ini dijemput paksa terkait pelanggaran disiplin.

Menurut informasi awal, ia dilaporkan jarang masuk dinas, sebuah pelanggaran yang dianggap serius dalam institusi kepolisian.

Baca Juga: Penampakan PLTS Rusak dan Terbengkalai di Ternate

Namun, reaksi histerisnya memunculkan pertanyaan yang lebih dalam: apa yang sebenarnya terjadi pada anggota polisi ini hingga ia mencapai titik puncaknya di hadapan umum?

Di Balik Seragam: Tekanan dan Sisi Manusiawi

Sering kali, kita melihat polisi sebagai figur yang tegas, kuat, dan tanpa cela. Namun, video ini menjadi pengingat bahwa mereka juga manusia biasa yang memiliki masalah, tekanan, dan beban emosional.

Peristiwa di Ternate ini membuka mata publik terhadap sisi manusiawi aparat—bahwa di balik seragam dan ketegasan sikap, mereka tetaplah manusia biasa yang bisa lelah, rapuh, dan memendam luka.

Sebagai anggota Sabhara, tugasnya yang menuntut kewaspadaan tinggi dan kesiapsiagaan setiap saat bisa sangat menguras fisik dan mental.

Namun, yang kerap luput dari perhatian adalah beban pribadi yang mungkin dipikul diam-diam—entah masalah keluarga, tekanan ekonomi, atau konflik batin yang tidak diketahui orang lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI