Suara.com - Rocky Gerung, pengamat sosial politik, menilai Presiden RI ke-7 yakni Joko Widodo alias Jokowi kini sudah kehilagan status kenegarawanannya, lantaran kasus dugaan ijazah palsu.
Dia secara tajam menunjukkan mayoritas orang kini tak melihat Jokowi sebagai sosok negarawan.
Sebaliknya, Jokowi justru semakin menjadi bahan olok-olok publik, lantaran tak pernah menunjukkan ijazah aslinya di tengah kasus dugaan pemalsuan.
Dalam analisisnya, Rocky menyebut Jokowi seolah sengaja membiarkan, bahkan mengeksploitasi, kebingungan publik mengenai isu sensitif ini.
![Pengamat Politik, Rocky Gerung. [YouTube/Akbar Faizal]](https://media.suara.com/pictures/original/2025/07/17/35013-rocky-gerung.jpg)
Alih-alih memberikan klarifikasi final yang menenangkan, langkah Jokowi justru dinilai semakin memperkeruh suasana.
Jebakan "Desain Politik" dan Bumerang bagi Jokowi
Rocky Gerung menyoroti pernyataan Jokowi beberapa waktu lalu yang menyebut bahwa isu ijazah ini adalah bagian dari sebuah "desain politik".
Menurut Rocky, pernyataan tersebut justru menjadi bumerang yang menimbulkan kecurigaan baru di benak publik.
Ia mempertanyakan siapa dalang di balik desain tersebut.
Baca Juga: Kemenangan Telak 65 Persen Beri Mandat Mutlak, Tapi Sisakan Pekerjaan Rumah Bagi Kaesang
“Banyak orang bertanya, desain siapa? Bukankah ini bisa jadi bagian dari desain politik Jokowi sendiri untuk memperpanjang isu ini dan memetik keuntungan dari pemberitaan?” ujar Rocky dengan nada skeptis lewat kanal YouTube miliknya, dikutip hari Sabtu (19/7/2025).
Argumen Rocky menyiratkan adanya kemungkinan bahwa isu ini sengaja "dipelihara" untuk tujuan tertentu.
Menurutnya, strategi yang menurutnya kini gagal total dan malah berbalik menyerang citra Jokowi sendiri setelah ia tak lagi memegang tampuk kekuasaan.
Dari Meme Hingga Sindiran di Belakang Truk
Bukti paling nyata dari merosotnya citra Jokowi, menurut Rocky, adalah masifnya kemunculan materi olok-olok di ruang publik.
Bukan lagi sebatas perdebatan elite, sindiran terhadap Jokowi kini telah merakyat dan mengambil bentuk yang lebih kreatif dan vulgar.
Mulai dari meme di media sosial hingga tulisan-tulisan satir di belakang badan truk.
Rocky mencontohkan salah satu tulisan yang viral, yang berbunyi, "Dari Solo ke Pasar Pramuka, Plongo2 dan Suka Dusta".
Sindiran pedas ini merujuk langsung pada dugaan liar yang menyebut ijazah Jokowi dicetak ulang di Pasar Pramuka, sebuah kawasan di Jakarta yang dikenal sebagai pusat percetakan.
“Semakin hari status kenegarawanan mantan presiden itu hilang. Akhirnya dibuat olok-olok di media sosial, dilukis dalam bentuk satire atau bahan candaan di belakang truk," kata Rocky.
Tekanan Psikologis dan Gejala Psikosomatik
Lebih jauh, Rocky menilai tekanan yang dihadapi Jokowi kini tidak lagi sebatas urusan politik, tetapi sudah bersifat sangat personal.
Serangan yang bertubi-tubi ini, menurutnya, berdampak langsung pada kondisi psikologis dan bahkan kesehatan fisik Jokowi.
Tekanan tersebut diperparah dengan masalah hukum yang mengepung lingkaran keluarganya.
Di satu sisi, menantunya, Bobby Nasution, tengah diselidiki oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Di sisi lain, putra sulungnya yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka, terus menghadapi dorongan pemakzulan dari berbagai pihak.
Situasi ini, kata Rocky, menciptakan sebuah kepungan psikologis yang sempurna.
“Jadi semua soal ini sudah mengepung psikologi Jokowi dan itu yang terlihat mungkin gejala psikosomatik pada tubuhnya. Lalu orang mulai menduga akan ada satu problem lebih besar lagi di dalam dinasti Jokowi," pungkasnya.
Analisis Rocky Gerung ini melukiskan gambaran suram tentang warisan politik Jokowi, di mana citra yang dibangun selama satu dekade kekuasaan kini terancam runtuh oleh isu personal dan masalah yang melingkupi dinasti politiknya.