Keluarga: Orang tuanya, terutama sang ayah, Pangeran Khalid bin Talal, menua di samping tempat tidurnya, menunjukkan kesetiaan luar biasa yang menginspirasi dunia.
Dunia: Perubahan geopolitik, budaya, dan sosial yang besar terjadi, namun baginya, waktu seolah membeku di tahun 2005.
Ia tetaplah pemuda berusia 18 tahun dalam tubuh seorang pria berusia 38 tahun. Wafatnya bukan hanya akhir dari sebuah kondisi medis, tetapi penutup permanen bagi potensi kehidupan yang luar biasa yang tak pernah terwujud.
Kematian Pangeran Al-Waleed bin Khalid adalah pengingat yang tajam tentang betapa rapuhnya kehidupan dan betapa cepatnya takdir dapat mengubah segalanya.
Ia akan selalu dikenang bukan hanya sebagai 'Pangeran Tidur' yang koma selama 20 tahun, tetapi sebagai pemuda cerdas dan berambisi yang mimpinya direnggut terlalu cepat.
Perjalanannya di dunia telah usai, meninggalkan warisan kisah tentang cinta keluarga yang tak terbatas dan kehidupan yang penuh harapan.
Kisah ini mengingatkan kita betapa berharganya setiap waktu dan impian.
Apa pelajaran terbesar yang bisa kamu petik dari perjalanan hidup Pangeran Al-Waleed? Bagikan pemikiranmu di kolom komentar.
Baca Juga: Media Timur Tengah Anggap Timnas Indonesia 'Anak Bawang' di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026