Korban Tewas KM Barcelona V Terbakar Bertambah, 2 Jenazah Belum Teridentifikas

Tasmalinda Suara.Com
Minggu, 20 Juli 2025 | 23:31 WIB
Korban Tewas KM Barcelona V Terbakar Bertambah, 2 Jenazah Belum Teridentifikas
Prajurit TNI dari Kodim 1310/Bitung ikut membantu mengevakuasi korban kebakaran KM Barcelona V yang terbakar di perairan Talise, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa, Sulut, . [ANTARA/HO-Kodam XIII/Merdeka]

Suara.com - Minggu malam menjadi selubung duka bagi ratusan keluarga di Sulawesi Utara.

Ketika sebagian besar warga beristirahat, tim SAR gabungan masih berjibaku di tengah laut dan di darat, mengindentifikasi korban dari tragedi kebakaran Kapal Motor Penumpang atau KM Barcelona V.

Data sementara yang dirilis hingga pukul 22.00 WIB, Minggu malam, melukiskan gambaran pilu yakni lima nyawa telah melayang, sementara ratusan lainnya selamat dengan membawa luka fisik dan trauma mendalam.

Di antara duka, terselip kisah-kisah perjuangan luar biasa dari para penumpang yang kini tersebar di beberapa fasilitas kesehatan di Minahasa Utara.

Angka Duka: Lima Tewas, Dua Belum Teridentifikasi

Kabar terburuk dari tragedi ini adalah konfirmasi lima korban meninggal dunia. Namun, duka ini diperdalam oleh fakta bahwa dua dari lima jenazah tersebut belum dapat diidentifikasi.

Kondisi ini menyiratkan betapa kacaunya situasi saat evakuasi berlangsung dan meninggalkan tanda tanya besar serta kecemasan yang luar biasa bagi keluarga yang masih mencari keberadaan sanak saudaranya.

Proses identifikasi kini menjadi prioritas utama, sebuah tugas berat di tengah upaya penanganan ratusan korban selamat lainnya. Bagi keluarga penumpang, penantian akan sebuah nama adalah sebuah siksaan yang tak terperi.

Perjuangan Pasien Rujukan di Tengah Kobaran Api

Baca Juga: Kronologi KM Barcelona Terbakar di Laut Talise: Jeritan Penumpang dan Aksi Heroik Nelayan

Di antara 284 penumpang yang berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat, ada kisah perjuangan yang sangat menyentuh.

Tiga penumpang di antaranya bukan penumpang biasa; mereka adalah pasien rujukan medis dari RS Mala, Kepulauan Talaud, yang sedang dalam perjalanan menuju Manado untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Mereka adalah Hugu Majuntu, Betrivia Malimbulun, dan Daniel Lena.

Perjalanan mereka yang semula adalah perjalanan harapan untuk kesembuhan, dalam sekejap berubah menjadi perjuangan kedua untuk bertahan hidup di tengah kobaran api dan lautan lepas.

Keberhasilan tim penyelamat mengevakuasi ketiganya dalam kondisi selamat menjadi secercah cahaya di tengah tragedi. Kini, mereka tidak hanya harus melanjutkan perjuangan melawan penyakit, tetapi juga memulihkan diri dari trauma hebat yang baru saja mereka alami.

Setelah berhasil diselamatkan dari laut, baik oleh nelayan setempat maupun tim SAR gabungan, para korban segera didistribusikan ke fasilitas kesehatan terdekat. Skala insiden ini terlihat dari bagaimana para korban tersebar di berbagai titik mulai dari RSUD Walanda Maramis, sampai dengan  Puskesmas Mubune, khususnya, menjadi pusat penanganan bagi banyak korban yang berasal dari berbagai daerah di Kepulauan Talaud, seperti Lirung, Beo, Kabaruan, dan Melonguane.

Di sinilah banyak keluarga berkumpul, mencari informasi, dan merawat kerabat mereka yang mengalami luka ringan atau syok.

Wajah-wajah lelah, tatapan kosong, dan isak tangis bercampur dengan rasa syukur dari mereka yang berhasil menemukan kembali anggota keluarganya dalam keadaan selamat. Suasana di pusat-pusat kesehatan ini pada Minggu malam adalah potret nyata dari dampak kemanusiaan sebuah tragedi: kelegaan yang bersanding erat dengan duka yang tak terhingga.

Minggu malam di Likupang tidak akan pernah sama.

Sementara sebagian korban selamat mulai memejamkan mata dengan napas lega, sebagian lainnya masih terjaga, merawat luka dan trauma.

Dan yang paling memilukan, beberapa keluarga masih terjaga dalam penantian cemas, berharap dua jenazah tanpa nama itu bukanlah milik orang yang mereka cintai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI