Simbol Kebhinekaan, Gus Fawait Tegaskan Jember sebagai Miniatur Indonesia Lewat Apel dan Kirab

Senin, 21 Juli 2025 | 08:54 WIB
Simbol Kebhinekaan, Gus Fawait Tegaskan Jember sebagai Miniatur Indonesia Lewat Apel dan Kirab
Kirab Pusaka Nusantara sebagai pagelaran budaya terbesar sepanjang sejarah pemerintahan Jember. (Dok: Diskominfo Jember)

Suara.com - Pemerintah Kabupaten Jember menggelar Apel Kebangsaan dan Kirab Pusaka Nusantara yang diklaim sebagai pagelaran budaya terbesar sepanjang sejarah pemerintahan Jember. Selama tiga hari berturut-turut, ribuan peserta dari berbagai penjuru Jember berkumpul di Alun-Alun Jember, mengarak pusaka dari berbagai daerah dan merayakan keberagaman dalam bingkai kebangsaan.

Bupati Jember, Muhammad Fawait, menyebut agenda ini sebagai langkah strategis untuk menempatkan Jember sebagai miniatur Indonesia. “Kami bercita-cita agar Jember menjadi miniature of Indonesia,”ujar Fawait dalam sambutannya, Minggu (20/7/2025).

Mengusung tajuk Apel kebangsaan Cinta Pluralisme Dan Kirab Pusaka Nusantara acara ini digelar atas kolaborasi Pemerintah Kabupaten Jember melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) dan Forum Pembaruan Kebangsaan (FPK). Ratusan warga dari 31 kecamatan, 226 desa, dan 22 kelurahan ambil bagian dalam kirab yang dimulai dari Jalan Gajah Mada menuju Alun-Alun Jember Nusantara yang berjarak sekitar 10 kilometer.

Setiap organisasi perangkat daerah (OPD) turut serta dengan mengerahkan 10 hingga 20 peserta yang membawa tumpeng sebagai simbol kearifan lokal dan rasa syukur. Sementara itu, pameran pusaka menampilkan artefak dan peninggalan budaya dari berbagai etnis, memperkuat pesan bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa.

Rangkaian acara juga diisi dengan doa bersama lintas agama dalam tradisi sedekah bumi, sebagai bentuk ikhtiar spiritual untuk keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.

Fawait menegaskan bahwa pelestarian budaya bukan sekadar nostalgia, melainkan fondasi bagi pembangunan masa depan. “Apel Kebangsaan ini bukan hanya seremoni, tapi investasi kebudayaan untuk mewujudkan Jember Baru, Jember Maju,” tegasnya.

Bupati yang akrab disapa Gus Fawait ini juga menargetkan Kirab Pusaka Nusantara sebagai agenda tahunan berskala nasional, bahkan internasional. “Saya ingin ini menjadi ikon baru Jember, sejajar dengan Jember Fashion Carnaval (JFC),” ujarnya optimistis.

Sementara itu, Ketua FPK Jember, Sujatmiko, menyebut acara ini menyatukan empat pilar utama: kebangsaan, budaya, spiritualitas, dan ekonomi. Ia menggarisbawahi bahwa setidaknya ada 17 etnis yang hidup berdampingan di Jember, menjadikan keragaman sebagai modal sosial yang harus dirawat.

“Keragaman ini adalah kekuatan. Kita hadirkan juga kesenian lokal seperti Tari Sodo Lanang, Reog Ponorogo, hingga permainan tradisional anak-anak untuk memperkuat identitas budaya Jember,” katanya.

Baca Juga: Strategi Bapenda Jember Perkuat Kemandirian Fiskal: Dari Pajak ke Pembangunan

Tak hanya itu, pelibatan pelaku UMKM dan digelarnya bursa pusaka dalam acara ini diharapkan mampu mendongkrak perputaran ekonomi lokal.

Apel Kebangsaan ini menjadi pengingat bahwa merawat budaya adalah kewajiban, bukan pilihan. Di tengah arus modernisasi, Jember memilih untuk menegaskan jati diri sebagai rumah bagi kebhinekaan yang hidup dan tumbuh. ***

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI