Namun, ia menggarisbawahi bahwa peran korektif tersebut harus tetap dilakukan dalam semangat persaudaraan atau seduluran.
“Demokrasi kita kan diajarkan oleh negara barat, jadi enggak boleh koalisi satu itu memang benar harus ada yang di luar, koreksi kita gitu ngoreksi tapi ya sedulur, ya kan? Kalau bahasanya itu Jaksa Agung hopeng, bahasanya Pak Utut hopeng, karena suhunya sama dia ini," pungkasnya.
Istilah "hopeng" atau teman baik untuk menggambarkan hubungan yang seharusnya terjalin antar elite politik, meski berbeda gerbong.