"Kami sudah menyiapkan tiga ijazah pembanding yang telah kami teliti secara mendalam," ujar Roy Suryo.
Ketiga ijazah tersebut adalah milik Frono Jiwo (nomor 115), almarhum Hari Mulyono (nomor 1116), dan Sri Murtiningsih (nomor 1117).
"Hasilnya? Ketiga ijazah ini tidak identik dengan ijazah Pak Joko Widodo," tegasnya.
Salah satu keanehan fisik yang paling disorot Roy adalah bentuk tulisan pada ijazah Jokowi.
Menurutnya, ada satu detail kecil namun signifikan, yakni huruf "A" pada ijazah Jokowi yang "mecotot keluar" atau terlihat tidak proporsional dibandingkan ijazah pembanding lainnya.
Tudingan Serius: 'Mr. P' dan Jaringan Pemalsu di Pasar Pramuka
Tidak berhenti pada analisis teknis, Roy Suryo melontarkan tudingan yang lebih serius dengan menunjuk sosok yang ia duga sebagai dalang di balik operasi ini.
Ia menampilkan sebuah foto pertemuan pada 1 Mei 2025 yang dikoordinir oleh seorang berinisial "Mr. P". Ironisnya, sosok ini disebut Roy juga sebagai pihak yang melaporkannya ke Polda Metro Jaya.
Informasi sensitif ini ia klaim berasal dari Kolonel Sri Pacandra, seorang mantan petinggi Badan Intelijen Negara (BIN).
Baca Juga: Tim Pembela Roy Suryo Minta Polisi Sita Ijazah Asli Jokowi
Roy Suryo juga mengungkap pengakuan dari saksi lain bernama Pak Betor, yang ditemuinya pada 15 Juli 2025.
Menurutnya, Pak Betor telah bertemu langsung dengan pelaku pembakaran Pasar Pramuka dan oknum yang membuat ijazah tersebut.
"Saya punya rekaman video pernyataan Pak Betor ini," tegas Roy.
Dengan berbagai tekanan dan laporan hukum yang dihadapinya, Roy Suryo menegaskan tidak akan mundur.
"Kami bersepakat untuk tidak putus asa, tidak berhenti, dan tidak mundur dalam kasus ini," pungkasnya.