Suara.com - Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengonfirmasi bahwa sekitar 160 guru Sekolah Rakyat mengundurkan diri. Penyebab utama pengunduran diri itu karena penempatan yang dianggap terlalu jauh dari domisili masing-masing guru.
“Iya, ada yang mengundurkan diri, kira-kira 160-an. Sebabnya karena mereka merasa penempatannya itu jauh dari domisilinya, jauh dari tempat tinggalnya,” ujar Gus Ipul saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (25/7/2025).
Gus Ipul menjelaskan bahwa proses rekrutmen guru Sekolah Rakyat dilakukan oleh Satuan Tugas atau Satgas melalui sistem yang melibatkan Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Karena itu, ia menyebut adanya keterbatasan dalam hal penempatan.
“Karena itu sistem ya, dan itu direkrut oleh Satgas, dengan sistem dan mekanisme yang dimiliki oleh BKN dan melibatkan Menpan RB,” jelasnya.
Meski demikian, Kementerian Sosial memastikan bahwa proses pengganti sudah disiapkan. Guru-guru pengganti adalah mereka yang telah mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan akan melalui proses lanjutan sebelum ditempatkan.
“Ini sudah siap di belakangnya, ada guru-guru yang siap menggantikan. Mereka yang prinsipnya telah mengikuti proses pendidikan profesi guru, dan itu nanti akan melalui proses lagi. Semua yang mundur, insya Allah sudah disiapkan menggantikannya,” ucap Gus Ipul.
Saat ini masih dilakukan masa orientasi bagi para murid agar terbuasa dengan sistem di Sekolah Rakyat yang boarding school atau berasrama. Gus Ipul menyebutkan kalau proses belajar mengajar secara formil baru akan dimulai pada akhir bulan ini.
"Akhir Juli ini akan dimulai pembelajaran di 37 sekolah pada 31 Juli," katanya.
Baca Juga: Ancaman Baru Mensos Gus Ipul: Penerima Bansos dengan Saldo di Atas Rp 1 Juta Auto Dicoret