Indonesia Tak Hanya Jadi Korban Tsunami, Tapi Juga Pernah 'Ekspor' Gelombang Tinggi Lintas Samudera

Rabu, 30 Juli 2025 | 18:15 WIB
Indonesia Tak Hanya Jadi Korban Tsunami, Tapi Juga Pernah 'Ekspor' Gelombang Tinggi Lintas Samudera
Pantauan gempa dan dampak tsunami Rusia pada Rabu (30/7/2025) [NOAA / National Weather Service]

Suara.com - Gempa berkekuatan M8,7 yang terjadi di Semenanjung Kamchatka, Rusia, Rabu (30/7) pagi, memicu peringatan waspada tsunami di sejumlah wilayah Indonesia timur seperti Talaud dan Halmahera.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan kalau kawasan timur Indonesia secara historis telah menerima sedikitnya enam kali gelombang tsunami lintas samudera, mulai dari tsunami Chili tahun 1960 yang menimbulkan dampak di Teluk Youtefa, Papua, hingga tsunami Tohoku 2011 dari Jepang yang juga menjalar sampai ke perairan Indonesia.

Namun, Abdul menambahkan bahwa Indonesia juga pernah menimbulkan gelombang yang menjalar hingga keluar negeri.

"Indonesia tidak hanya menjadi negara yang terdampak tetapi juga negara yang dalam tanda kutip "mengekspor' gelombang tsunami," kata Abdul dalam konferensi pers media, Rabu (30/7/2025).

Dia menyebutkan bahwa gempa dasyat serta tsunami di Aceh pada 2004 termasuk yang turut berdampak hingga ke beberapa negara lain.

Dampaknya bahkan hampir ke seluruh negara di Samudera India. Kemudian tsunami Biak tahun 1996 juga berdampak sampai ke Jepang.

Abdul menambahkan bahwa posisi Indonesia yang secara geografis berada di Cincin Api Pasifik dan pertemuan lempeng bumi itu menungkinkan terjadinya saling dampak dari bencana tersebut.

"Ini sebenarnya dari utara ke selatan, dari selatan ke utara, dari timur ke barat, dua basin Samudera ini, Samudera Pasifik dan Samudera India merupakan daerah-daerah yang memang tsunami lintas samudera itu sering terjadi dalam konteks tsunami," jelasnya.

Sebelumnya Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono juga menjelaskan, skala dan mekanisme gempa di Rusia yang menjadi pemicu utama terjadinya gelombang tsunami lintas samudra hingga ke Indonesia.

Baca Juga: Teror Tsunami Bikin Sekolah di Gorontalo Waswas, Siswa Terpaksa Pulangkan usai Dapat MBG

Sumber gempa berada di bidang kontak antar lempeng, tepatnya antara Lempeng Pasifik dan Eurasia, di dasar laut Palung Kuril-Kamchatka.

Daryono juga menjelaskan kalau gempa di Rusia itu dipicu karena reformasi batuan dalam skala besar yang terjadi di dasar laut kemudian mendorong air laut secara vertikal. Patahan tersebut dikenal sensitif terhadap terjadinya perubahan kolom air laut. Sehingga bisa memicu terjadinya tsunami.

Kawasan Palung Kuril-Kamchatka sendiri secara historis dikenal sebagai zona rawan gempa-gempa besar akibat akumulasi tekanan antar lempeng yang terus berlangsung selama ratusan tahun.

"Dan karena kekuatannya, maka dia akan menemukan deformasi yang berdampak perubahan kolom air laut dengan kekuatan besar. Sehingga terjadilah pergerakan massa air laut. Jadi tsunami itu bukan gelombang laut, tetapi massa air yang berpindah dan bergerak," jelas Dayono lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI