Suara.com - Setelah berbulan-bulan menghadapi proses hukum yang melelahkan, mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong akhirnya buka suara.
Dalam sebuah perbincangan mendalam, ia tidak hanya mengungkap kondisi psikologisnya pasca bebas, tetapi juga membagikan pelajaran spiritual yang ia petik dari dugaan kriminalisasi yang menimpanya.
Sebagai salah satu figur sentral dalam kontestasi politik Pilpres 2024 lalu sebagai Co-captain Timnas Anies-Muhaimin (AMIN), langkah Tom Lembong selalu menjadi sorotan.
Kemunculannya di podcast Refly Harun menjadi momen pertama ia berbicara panjang lebar kepada publik setelah sembilan bulan berada dalam pusaran kasus hukum.
Bendungan Frustrasi yang Akhirnya Jebol
Menghirup udara bebas setelah sekian lama ternyata bukan euforia yang dirasakan Tom Lembong. Sebaliknya, ia mengaku merasakan kelelahan luar biasa, baik secara fisik maupun mental.
Ia mengibaratkan perasaannya seperti sebuah bendungan yang akhirnya jebol.
"Ini hari kelima saya keluar, jadi masih menyesuaikan diri dengan dunia luar dan dengan kehidupan normal," ungkap Tom Lembong dalam kanal YouTube Refly Harun.
Ia menggambarkan bagaimana tekanan, frustrasi, kekhawatiran, dan kegelisahan yang ia pendam selama sembilan bulan terakhir seolah tumpah ruah.
Baca Juga: Terima Laporan Kubu Tom Lembong, MA Sebut Majelis Hakim Sudah Penuhi Syarat untuk...
Tahap penyesuaian ini, menurutnya, menjadi fase penting untuk kembali menata hidup setelah melewati badai.
Pelajaran dari Dugaan Kriminalisasi: Bukan Dendam, Tapi Kepasrahan
Ketika Refly Harun menyinggung soal pelajaran di balik dugaan kriminalisasi yang ia hadapi, jawaban Tom Lembong justru jauh dari nuansa politis atau dendam.
Tokoh yang dikenal dengan analisis ekonomi tajam ini memilih untuk berbicara dari sisi spiritualitas dan keimanan.
Menurutnya, hikmah terbesar yang ia dapatkan adalah tentang kepasrahan total kepada Sang Pencipta.
Ia menyadari bahwa sebagai manusia, ada kalanya harus menerima takdir dan alur kehidupan yang tidak selalu sesuai dengan keinginan.