Connie Rahakundini Sebut Puan Maharani Cocok Gantikan Posisi Gibran

Kamis, 07 Agustus 2025 | 15:27 WIB
Connie Rahakundini Sebut Puan Maharani Cocok Gantikan Posisi Gibran
Guru Besar ST. Petersburg, Connie Rahakundini Bakrie [Youtube Budiman Tanuredjo]

Suara.com - Guru Besar ST. Petersburg, Connie Rahakundini Bakrie buka suara soal surat usulan pemakzulan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka dari Forum Purnawirawan Prajurit TNI.

Connie sontak menunjuk satu nama, ketika akhirnya nanti DPR memutuskan nasib Gibran.

Nama tersebut adalah Ketua DPR RI, Puan Maharani.

“Kalau saya ditanya pribadi, misalnya akhirnya DPR memutuskan seorang Gibran Rakabuming Raka ini tidak sah karena memang dari awalnya tidak pas cara masuknya ke dalam posisi hari ini,” ujar Connie, dikutip dari youtube Budiman Tanuredjo, Kamis (7/8/25).

“Ya kalau ditanya PDIP siapa, udah jelas Puan Maharani,” imbuhnya.

Menurut Connie adanya surat usulan pemakzulan terhadap Gibran ini muncul lantaran rasa kekhawatiran.

“Mungkin mereka khawatir kalau terjadi sesuatu dengan negara ini atau dengan pemimpin negara ini, misalnya Pak Prabowo. Apakah sudah tepat bahwa Gibran akan memimpin,” jelasnya.

Kekhawatiran yang muncul menurut Connie bukan soal pribadi Gibran yang disebut belum siap.

Melainkan juga latar belakang sang ayah, Joko Widodo yang banyak melakukan kesalahan.

Baca Juga: Presiden Prabowo akan Umumkan Nama Wakil Panglima Tinggi TNI Minggu Ini! Apa Tugas dan Wewenangnya?

“Mungkin juga kekhawatiran bahwa ayahnya Gibran ini juga banyak sekali bikin kesalahan, atau ketidakmatangan bersikap, berpikir, bertindak, contoh IKN kalau sampai benar- benar stuck, akan jadi Hambalang super Hambalang kan,” urainya.

Namun sampai saat ini surat usulan pemakzulan tersebut tidak kunjung ditindaklanjuti oleh DPR.

Connie merasa geram, dan mengatakan bahwa seharusnya DPR tidak menunda – nunda lagi, untuk menyikapi surat tersebut.

“DPR sebenarnya perlu segera menyikapi itu (surat pemakzulan Gibran), dan jangan terlalu lama menunda-nunda ini,” ungkapnya.

“Kalau memang memutuskan dia kenapa dia berhak untuk terus, tapi kalau tidak itu juga jelas. Kalau tidak kan jelas tadi, karena masuknya dari MK, dari ketidaksiapan dia, dari semuanya,” sambungnya.

Menurut Connie meskipun sulit harus tetap diselesaikan, pasalnya tidak mungkin akan meributkan hal yang sama sepanjang masa.

“Kalaupun sulit harus kita selesaikan, apapun. Karena kalau tidak, nggak mungkin kita terus berpanjang – Panjang sampai 2029 kemudian seterusnya – seterusnya hanya meributkan hal ini,” urainya.

“Lawan tiran dalam diri, termasuk tiran dalam diri petinggi DPR,” imbuhnya.

Apabila nantinya DPR menolak surat pemakzulan itu dan memutuskan untuk mempertahankan posisi Gibran, Connie menyebut bahwa akan ada luka yang melekat di negara Indonesia.

“Ada luka yang akan terus melekat bahwa sebuah negara bernama Indonesia itu bisa diatur Ketika pemimpinnya nekat untuk mengatur dan merubah konstitusi,” tegasnya.

Connie menegaskan bahwa jangan sampai dinasti politik yang kerap disebut akan terus berkelanjutan.

Menurutnya hal ini sangat berbahaya, nantinya akan berdampak pada siapapun orang yang merasa memiliki power maka akan bertindak sesukanya.

“Jangan sampai jadi habit seperti ini, bahwa ketika you are in power, you can do anything that you want,” ujarnya.

“Karena ini bahaya kalau ini dibiarkan, misalnya saja nih Pak Prabowo dua kali dan Gibran dua kali. Di hari mereka selesai, itu jan ethes sudah umur berapa? Loh bisa saja kan kalau hari ini kakeknya bisa membenarkan bapaknya, ya besok bapaknya bisa membenarkan anaknya lagi kan. Nah, itu yang enggak boleh terjadi. Harusnya DPR juga menghitungnya ke arah sana ya,” tambahnya.

Untuk diketahui, Forum Purnawirawan Prajurit TNI mengirimkan surat ke pimpinan DPR, MPR, dan DPR RI yang berisi permintaan agar segera memproses usulan pemakzulan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka.

Surat bertanggal 26 Mei 2025 itu ditandatangani oleh empat purnawirawan jenderal TNI, yakni Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi, Marsekal TNI (Purn) Hanafie Asnan, Jenderal TNI (Purn) Tyasno Soedarto dan Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI