Mengapa Banyak Orang Percaya Video Jessica Radcliffe Pelatih Lumba-Lumba Dimakan Paus?

Eko Faizin Suara.Com
Senin, 11 Agustus 2025 | 16:07 WIB
Mengapa Banyak Orang Percaya Video Jessica Radcliffe Pelatih Lumba-Lumba Dimakan Paus?
Mengapa Banyak Orang Percaya Video Jessica Radcliffe Pelatih Lumba-Lumba Dimakan Paus? [Dok. Istimewa]

Suara.com - Sebuah video mengerikan yang diklaim menunjukkan seorang pelatih lumba-lumba bernama Jessica Radcliffe tewas ditelan paus orca baru-baru ini mengguncang media sosial.

Klip pendek yang menyebar cepat di platform seperti TikTok dan Facebook ini sontak viral, memicu rasa ngeri, penasaran, dan simpati dari jutaan penonton.

Namun, di balik kengerian yang ditampilkan, terungkap sebuah fakta tak terduga: kisah Jessica Radcliffe adalah hoaks alias berita bohong.

Lantas, mengapa video yang terbukti palsu ini bisa begitu masif dibagikan, terutama di kalangan anak muda dan milenial?

Jawabannya terletak pada kombinasi cerdas antara rekayasa digital, psikologi manusia, dan gema dari tragedi nyata.

Faktanya, sosok pelatih bernama Jessica Radcliffe tidak pernah ada.

Berbagai situs pemeriksa fakta dan media internasional telah mengonfirmasi bahwa tidak ada catatan resmi, laporan media kredibel, atau data kepegawaian di taman laut mana pun atas nama tersebut.

Video yang beredar merupakan hasil rekayasa menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang canggih.

Suara jeritan minta tolong yang terdengar dalam video, "Tolong aku, aku mohon tolong," juga diduga kuat merupakan suara buatan (AI-generated voice) yang sengaja ditambahkan untuk membangun dramatisasi.

Baca Juga: 10 Fakta Pelatih Lumba-lumba Jessica Radcliffe Tewas Dimakan Paus, Viral Hoaks dan Tokoh Fiksi!

Narasi yang dibangun pun sangat sensasional. Korban disebut berusia 23 tahun dan meninggal 10 menit setelah diselamatkan.

Beberapa versi hoaks ini bahkan menambahkan detail fiktif yang tidak memiliki dasar ilmiah, seperti serangan dipicu oleh darah menstruasi, demi memancing reaksi emosional yang lebih kuat dari penonton.

Gema Tragedi Nyata yang Membuat Hoaks Terasa "Masuk Akal"

Salah satu faktor terbesar yang membuat hoaks Jessica Radcliffe mudah dipercaya adalah kemiripannya dengan insiden nyata yang pernah terjadi.

Publik teringat pada beberapa tragedi memilukan yang melibatkan pelatih dan paus orca di penangkaran, di antaranya:

  • Dawn Brancheau (2010): Pelatih senior di SeaWorld Orlando, Amerika Serikat, yang tewas secara tragis setelah diserang oleh orca bernama Tilikum. Kisahnya diangkat dalam film dokumenter fenomenal "Blackfish" (2013).
  • Alexis Martínez (2009): Seorang pelatih di Loro Parque, Spanyol, yang juga meninggal akibat serangan orca bernama Keto.
  • Keltie Byrne (1991): Pelatih di Sealand of the Pacific, Kanada, yang diseret dan ditenggelamkan oleh beberapa orca.

Kemiripan dengan kasus-kasus nyata ini menciptakan "efek kebenaran ilusi," di mana kebohongan terasa lebih meyakinkan karena beresonansi dengan ingatan kolektif tentang peristiwa serupa.[6]

Kekuatan Algoritma dan Minimnya Verifikasi

Di era digital, konten yang memicu reaksi emosional kuat--seperti rasa takut, marah, atau sedih--cenderung mendapatkan lebih banyak interaksi (suka, komentar, dan bagikan).

Algoritma media sosial kemudian mendorong konten ini ke lebih banyak pengguna, menciptakan siklus viral yang sulit dihentikan.

Banyak pengguna media sosial terjebak dalam pola "bagikan dulu, verifikasi kemudian."

Visual yang dramatis dan narasi yang mengejutkan membuat orang merasa perlu untuk segera menyebarkannya tanpa memeriksa kebenaran informasi terlebih dahulu.

Kasus hoaks Jessica Radcliffe menjadi pengingat keras akan pentingnya literasi media di zaman serba digital.

Kemampuan AI untuk menciptakan konten palsu yang sangat realistis menuntut kita untuk lebih skeptis dan kritis terhadap apa yang kita lihat dan dengar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI