Adu Pendidikan AHY vs Gibran: 3 Gelar Master dari Harvard Lawan Sarjana

Bernadette Sariyem Suara.Com
Senin, 11 Agustus 2025 | 17:31 WIB
Adu Pendidikan AHY vs Gibran: 3 Gelar Master dari Harvard Lawan Sarjana
Kolase foto Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan). [Suara.com]

Empat tahun kemudian, pada 2010, AHY terbang ke Amerika Serikat dan berhasil menyelesaikan program Master in Public Administration dari John F. Kennedy School of Government, Harvard University.

Tak berhenti di situ, ia melengkapi portofolio akademisnya dengan gelar Master of Arts in Leadership and Management dari George Herbert Walker School of Business and Technology, Webster University, pada tahun 2015.

Puncaknya, AHY menempuh studi doktoral di Universitas Airlangga, Surabaya.

Rangkaian gelar ini menunjukkan fokus yang jelas pada bidang strategi, administrasi publik, dan kepemimpinan—disiplin ilmu yang sangat relevan dengan dunia militer dan pemerintahan.

Jalur AHY adalah potret "jalur kader" yang sempurna, di mana pendidikan formal level tertinggi menjadi fondasi utama sebelum terjun ke dunia politik praktis.

Gibran Rakabuming Raka: Jalur Praktis dari Dunia Bisnis

Berbeda 180 derajat dengan AHY, Gibran Rakabuming Raka menempuh jalur pendidikan yang lebih berorientasi pada keahlian praktis di dunia bisnis.

Putra sulung Presiden Joko Widodo ini menghabiskan masa sekolah menengahnya di luar negeri, tepatnya di Orchid Park Secondary School, Singapura.

Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya di Management Development Institute of Singapore (MDIS) dan lulus pada tahun 2007.

Baca Juga: Gibran Tak Salami AHY, Puan Maharani: Jangan Berspekulasi, Coba Berpikiran Positif

Gibran kemudian melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi di Australia, tepatnya di University of Technology Sydney (UTS) Insearch, dan berhasil meraih gelar Bachelor of Science dalam bidang marketing pada tahun 2010.

UTS Insearch sendiri dikenal sebagai lembaga yang menyediakan program jalur (pathway) untuk masuk ke University of Technology Sydney.

Alih-alih langsung terjun ke dunia politik atau pemerintahan, Gibran menggunakan bekal ilmunya untuk membangun kerajaan bisnisnya sendiri.

Ia sukses merintis berbagai usaha kuliner yang populer di kalangan anak muda, seperti "Chilli Pari" dan "Markobar".

Pengalamannya sebagai entrepreneur memberinya pemahaman mendalam tentang ekonomi akar rumput, manajemen bisnis, dan strategi pemasaran—sebuah pendidikan "dunia nyata" yang tidak didapat di ruang kelas formal.

Baru setelah terbukti sukses sebagai pengusaha, Gibran memulai karier politiknya sebagai Wali Kota Surakarta sebelum akhirnya melesat menjadi Wakil Presiden.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI