Suara.com - Cucu Mohammad Hatta atau Bung Hatta, Gustika Jusuf Hatta hadir dalam Upacara Bendera 17 Agustus di Istana Merdeka.
Seperti tamu undangan lainnya, Gustika datang mengenakan baju adat.
Namun siapa sangka di balik baju adat tersebut, ada kritik yang hendak ia sampaiikan pada pemerintah.
Perempuan 31 tahun ini memakai kebaya hitam dipadu kain batik motif slobog.
Kebaya itu sama ketika ia mengikuti aksi Kamisan. Aksi Kamisan adalah sebuah protes yang dilakukan setiap hari Kamis di depan Istana Negara untuk menuntut keadlian bagi korban pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.
Kain batik motif slobog juga ternyata punya makna mendalam.
"Motif slobog biasa dikenakan pada suasana duka: "slobog" berarti longgar atau terbuka, melambangkan pelepasan dan pengantaran," jelasnya di postingan Instagramnya dikutip pada Senin, 18 Agustus 2025.
Motif ini menurutnya biasa dipakai keluarga dalam prosesi pemakaman sebagai simbol merelakan sekaligus mendoakan jalan yang lapang.
Meski diam-diam mengkritik pemerintah lewat busana yang dikenakan di acara Upacara Bendera 17 Agustus, dia kemudian menjelaskan terang-terangan setelahnya.
Baca Juga: Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Dengan terpilihnya Presiden Prabowo Subianto dan wakilnya, Gibran Rakabuming Raka, membuat Gustika prihatin.
Gustika masih memegang teguh jika Prabowo adalah penjahat HAM, sementara Gibran ia sebut sebagai anak haram konstitusi.
"Di hari kemerdekaan tahun ini, rasa syukurku bercampur dengan keprihatinan atas luka HAM yang belum tertutup. Bahkan kini kita dipimpin oleh seorang Presiden penculik dan penjahat HAM, dengan Wakil anak haram konstitusi," ungkapnya.
Gustika bahkan berencana akan terus memakai baju seperti itu di setiap upacara bendera 17 Agustus selama pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Anggap saja ini sebagai protes diam-diam, kalau boleh, dan cara untuk merangkul warisan Jawa 1/8 saya + cara untuk menyampaikan perasaan terdalam saya. Mungkin akan terus begini selama lima tahun ke depan," ungkapnya.
Meski kecewa dan terlihat putus asa, namun Gustika tetap memaknai semuanya dengan positif.
"Merayakan adalah memanjatkan doa dan harapan, sebagaimana makna kain slobog itu sendiri, yang mengingatkan pada batas antara yang pergi dan yang tinggal, yang dimaknai sebagai doa akan keselamatan dalam "peralihan." Simbol bahwa dari duka pun kita bisa menyemai harapan," jelasnya.
Cucu Bung Hatta ini memiliki nama lengkap Gustika Fardani Jusuf Hatta.
Dia lahir pada 19 Januari 1994 dari pasangan Halida Nuriah Hatta dan Gary Rachman Makmun Jusuf.
Halida adalah putri bungsu Bung Hatta dan Rahmi Hatta.
Saat ini Gustika belum menikah. Namun dari unggahannya pada 27 Juli 2025 ia terlihat menggelar acara tunangan dengan kekasihnya, Gifar.
Gustika memiliki akun Instagram @/gustikajusuf dan sering membagikan aktivitasnya, termasuk kecintaannya pada kucing.
Gustika punya banyak kucing, dua di antaranya diberi nama Hobi dan Kimba.
Latar bekalang pendidikan
Gustika memiliki latar belakang pendidikan yang cukup kuat, terutama di bidang studi keamanan dan hubungan internasional.
Dia memperoleh gelar Bachelor of Art (B.A.) di jurusan Studi Perang (War Studies).
Jurusan ini mencakup berbagai topik, seperti sejarah, strategi militer, dan hubungan internasional.
Gustika sempat menempuh studi selama satu tahun di Institut D'etudes Politiques de Lyon (Prancis) sebagai bagian dari program akademik.
Selain pendidikan formal, ia juga mengambil kursus singkat di beberapa institusi bergengsi lainnya, seperti University of Geneva dan The Hague Academy of International Law.
Dari situ dia mempelajari topik seperti hukum internasional dan perlindungan warisan budaya di tengah konflik.
Jadi aktivis
Gustika telah terlibat dalam berbagai forum dan inisiatif internasional.
Dia dikenal sebagai sosok yang kritis dan vokal dalam menyuarakan isu-isu sosial dan politik.
Gustika pernah menjadi delegasi muda untuk beberapa konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk Konferensi Perubahan Iklim PBB pada 2012 dan Forum Pemuda UNESCO.
Gustika memiliki ketertarikan pada isu-isu seperti perlindungan warisan budaya dalam konflik bersenjata, peran perempuan dalam militer, dan isu-isu strategis di Asia Tenggara.
Gustika juga dikenal sebagai seorang feminis dan kerap menyuarakan kampanye terkait kesetaraan gender dan hak asasi manusia.
Sekarang, Gustika juga sangat vokal dalam mengkritik pemerintah.
Gustika pernah menggugat Presiden Joko Widodo terkait pengangkatan penjabat kepala daerah bersama koalisi masyarakat sipil.
Kontributor : Tinwarotul Fatonah