HP Jadi Keluarga Baru di Rumah, Wamen Isyana Ingatkan Orang Tua Jangan Kalah Penting

Selasa, 19 Agustus 2025 | 08:04 WIB
HP Jadi Keluarga Baru di Rumah, Wamen Isyana Ingatkan Orang Tua Jangan Kalah Penting
Wakil Menteri Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Ratu Ayu Isyana turut membagikan secara langsung ke masyarakat di dua posyandu kelurahan Ciracas, Jakarta Timur. 

Suara.com - Pemandangan anak remaja sibuk menunduk menatap layar ponsel sudah jadi hal biasa di rumah-rumah masa kini.

Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, menyebut fenomena ini seolah menjadikan HP sebagai anggota keluarga baru.

“Pertanyaannya, apakah kita masih menjadi tempat pulang dan bercerita yang paling nyaman bagi anak?” kata Isyana dalam keterangannya saat memberikan sambutan pada acara Kelas Orang Tua Bersahaja, Senin (18/8/2025).

Ia menekankan, orang tua perlu memahami dunia anak, termasuk tren serta istilah populer generasi sekarang.

Meski begitu, bukan berarti harus meniru gaya mereka.

Menurut Isyana, terpenting bisa membangun hubungan yang kokoh agar anak tetap menjadikan orang tuanya sebagai rujukan utama.

Isyana mengutip buku karya Gordon Neufeld, Ph.D. dan Gabor Maté, M.D., yang menyoroti bagaimana remaja lebih banyak mendengarkan teman sebaya ketimbang orang tua.

Ilustrasi seseorang sedang bermain HP (Freepik/Nensuria)
Ilustrasi seseorang sedang bermain HP (Freepik/Nensuria)

Padahal, pengaruh pertemanan kerap datang bersama tekanan, mulai dari tuntutan mengikuti tren hingga dorongan mengambil keputusan berisiko.

Neufeld dan Maté mengungkapkan, tantangan remaja masa kini jauh lebih berat dibanding generasi sebelumnya.

Baca Juga: 5 HP Android Penantang iPhone: Performa dan Kamera Juara, Harga Lebih Bersahabat

Tekanan dari lingkungan pertemanan bisa datang dalam berbagai bentuk, mulai dari tuntutan untuk mengikuti tren hingga dorongan mengambil keputusan berisiko.

Isyana menyebutkan kalau sebagian besar kasus bunuh diri pada remaja saat ini bahkan ternyata dipicu oleh tekanan dari teman sebaya.

Karena itu, keterikatan yang mulai renggang perlu dibangun kembali dan dikuatkan.

Orang tua perlu hadir bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara emosional mendengar, memahami, dan menjadi tempat aman bagi anak untuk bercerita.

"Sebab, meskipun tubuh mereka kini mungkin lebih tinggi dan kuat dari kita, mereka tetaplah anak-anak yang membutuhkan perlindungan, arahan, dan kasih sayang," pesan Isyana.

Isyana menambahkan, setiap keluarga memiliki dinamika berbeda.

Orang tua perlu mengenali kebutuhan anak secara tepat, menyesuaikan pendekatan pengasuhan, dan terus belajar.

“Kesibukan di kantor tidak boleh jadi alasan untuk kehilangan kedekatan dengan anak. Hubungan yang hangat dan saling percaya adalah benteng terkuat menghadapi tantangan remaja di era ini,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI