Pemkot Gandeng BRIN Siapkan Kebun Raya Mangrove Surabaya Jadi Pusat Perpustakaan Bakau Dunia

Rabu, 20 Agustus 2025 | 12:00 WIB
Pemkot Gandeng BRIN Siapkan Kebun Raya Mangrove Surabaya Jadi Pusat Perpustakaan Bakau Dunia
Pelepasan burung endemik kawasan di kawasan mangrove. (Dok: Pemkot Surabaya)

Suara.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menyiapkan Kebun Raya Mangrove (KRM) Surabaya sebagai pusat pengetahuan global atau perpustakaan bakau dunia. Langkah ini sejalan dengan upaya memperluas jejaring kerja sama KRM dengan komunitas kebun raya internasional melalui keanggotaannya di Botanical Gardens Conservation International (BGCI).

Inisiatif ini dinilai strategis untuk memperkuat posisi KRM sebagai pusat konservasi mangrove sekaligus laboratorium alam untuk riset dan edukasi global. Bergabungnya KRM Surabaya ke BGCI, telah membuka berbagai peluang untuk berbagi pengetahuan hingga memperkuat jejaring riset dan konservasi lintas negara.

Perayaan HUT ke-2 KRM yang digelar Pemkot Surabaya di Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar, Sabtu (26/7/2025). (Dok: Pemkot Surabaya)
Perayaan HUT ke-2 KRM yang digelar Pemkot Surabaya di Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar, Sabtu (26/7/2025). (Dok: Pemkot Surabaya)

Selain itu, keanggotaan KRM Surabaya pada BGCI juga memperluas diplomasi Indonesia di bidang konservasi tumbuhan, khususnya ekosistem mangrove yang menjadi salah satu kekayaan penting khas kawasan tropis pesisir.

Meski baru berusia dua tahun, KRM Surabaya telah mencatatkan prestasi membanggakan di level internasional dan menjadi bagian dari World Mangrove Center (WMC) serta BGCI. Apresiasi atas pencapaian ini disampaikan langsung Wakil Kepala BRIN, Amarulla Octavian, dalam peringatan HUT ke-2 KRM yang digelar Pemkot Surabaya di Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar, Sabtu (26/7/2025).

"Dengan adanya sinergi dan kolaborasi berbagai pihak dalam membangun dan mengembangkan kawasan ini, kini kawasan ini telah berubah menjadi lanskap konservasi yang asri, dilengkapi dengan infrastruktur serta fasilitas publik yang edukatif dan menarik serta inklusif,” kata Amarulla.

Amarulla menekankan nilai ekologis ekosistem mangrove, mulai dari perlindungan garis pantai dari abrasi dan gelombang badai, penyediaan habitat penting bagi biota pesisir, hingga fungsinya sebagai penyerap karbon yang efektif.

"Di dunia ini sangat sedikit kebun raya yang berfokus pada konservasi jenis-jenis tumbuhan mangrove. Dari jumlah yang sangat sedikit tersebut KRM Surabaya adalah salah satu di antaranya," ungkapnya.

Menurutnya, pendekatan ilmiah dan kolaboratif akan memperkuat posisi Kebun Raya Mangrove sebagai laboratorium alam yang mampu mengintegrasikan riset, edukasi, dan pemulihan ekosistem berkelanjutan.

"Oleh karenanya, saya ingin mengajak kita semua untuk bersama-sama turut memberikan support agar kebun raya ini dapat semakin menunjukkan kontribusi dan peran strategisnya di bidang konservasi tumbuhan, khususnya tumbuhan mangrove,” imbuh Amarulla.

Baca Juga: Tanam 300 Mangrove, Central Finansial X Dorong Ekosistem Hijau dan Ekonomi

Pelepasan burung endemik kawasan di kawasan mangrove. (Dok: Pemkot Surabaya)
Pelepasan burung endemik kawasan di kawasan mangrove. (Dok: Pemkot Surabaya)

Di waktu yang sama, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan terima kasih kepada BRIN atas pendampingan dan bimbingan yang diberikan. Menurutnya, dukungan dari BRIN menjadi motivasi bagi pemkot untuk menjaga dan mengembangkan KRM agar menjadi perpustakaan mangrove dunia dan pusat pengurangan karbon.

"Mendapatkan keanggotaan secara internasional menjadi penyemangat kami agar KRM menjadi perpustakaan mangrove dunia dan pusat pengurangan karbon,” ujar Wali Kota Eri.

Di samping itu, Wali Kota Eri mengungkap bahwa pengembangan KRM ke depan juga akan menyentuh ketahanan pangan melalui riset silvofishery bersama BRIN. Dimana silvofishery merupakan sistem budidaya perikanan terpadu di kawasan mangrove yang menggabungkan tambak dengan hutan mangrove.

"Kolaborasi antara mangrove dan perikanan serta tambak sekitar diharapkan akan menjaga kelestarian alam. Ketika alam dijaga, Surabaya akan menjadi kota yang bersih dan tenang,” jelasnya.

Direktur Rehabilitasi Mangrove Kementerian Kehutanan RI, Ristianto Pribadi, berharap Kebun Raya Mangrove Surabaya ke depan dapat menjadi pusat pengetahuan bakau mangrove dunia.

"Kebun Raya Mangrove Surabaya ini harapannya akan menjadi perpustakaan mangrove dunia. Karena Kebun Raya Mangrove (Surabaya) ini sekarang sudah memiliki 74 spesies mangrove, dan itu sangat sulit,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?