Saat Api Melalap Asrama Polsek Serpong, Sri Kartini Selamatkan 'Harta' Paling Berharga

Andi Ahmad S Suara.Com
Kamis, 04 September 2025 | 17:47 WIB
Saat Api Melalap Asrama Polsek Serpong, Sri Kartini Selamatkan 'Harta' Paling Berharga
Penampakan Rumah rata Dengan Tanah Usai Peristiwa Kebakaran Asrama Polsek Serpong, Rabu (3/9/2025) [Wivy/SuaraBanten]
Baca 10 detik
  • Sebuah "firasat" yang didasari pengalaman buruk di masa lalu mendorongnya untuk melakukan mitigasi personal.

Suara.com - Di antara 20 keluarga yang kehilangan tempat tinggal dalam kebakaran hebat di Asrama Polsek Serpong, Rabu (3/9/2025), terselip sebuah kisah tentang firasat, kewaspadaan, dan pelajaran berharga.

Cerita ini datang dari Sri Kartini, seorang penghuni senior yang harus merelakan rumahnya sejak 1993 ludes terbakar, namun berhasil menyelamatkan aset paling tak ternilai dokumen-dokumen penting.

Sementara korban lain menangisi harta benda yang hangus, kisah Sri Kartini menjadi pengingat kuat bahwa di tengah bencana, persiapan adalah kunci.

Sri Kartini, seperti para tetangganya, mengaku syok dan tak menyangka api akan melahap habis rumah yang telah menjadi saksi perjalanan hidupnya selama lebih dari tiga dekade.

Namun, ada satu hal yang membedakannya: ia sudah selangkah lebih maju.

Jauh sebelum insiden ini terjadi, sebuah "firasat" yang didasari pengalaman buruk di masa lalu mendorongnya untuk melakukan mitigasi personal.

Ia mengaku teringat pada imbauan keamanan yang pernah dikeluarkan saat Jakarta dilanda demonstrasi besar dan maraknya isu penjarahan. Momen itu menanamkan kewaspadaan dalam benaknya.

Berangkat dari sana, ia memutuskan untuk tidak menyimpan dokumen-dokumen vital di rumah. Ijazah, sertifikat, akta kelahiran, dan surat berharga lainnya ia pindahkan ke tempat yang lebih aman.

"Pakaian segala macem habis kebakar, surat-surat berharga sudah saya amankan di rumah ibu saya," ungkap Sri Kartini.

Baca Juga: Tangis Guru di Tangsel Korban Kebakaran Polsek Serpong: H-3 Menjelang Nikah, Uang dan Souvenir Ludes

Elvira Dwi Rahmawati, salah satu korban kebakaran asrama Polsek Serpong, Rabu, 3 September 2025. Souvenir dan uang untuk pernikahannya hangus terbakar. [Wivi/SuaraBanten]
Elvira Dwi Rahmawati, salah satu korban kebakaran asrama Polsek Serpong, Rabu, 3 September 2025. Souvenir dan uang untuk pernikahannya hangus terbakar. [Wivi/SuaraBanten]

Keputusannya yang sederhana itu terbukti menjadi langkah paling krusial. Ketika api melahap segalanya, ia memang kehilangan pakaian dan perabotan, namun ia tidak kehilangan identitas, bukti kepemilikan, dan riwayat pendidikannya sesuatu yang jauh lebih sulit untuk diurus dan didapatkan kembali.

Kisah kewaspadaan Sri Kartini menjadi kontras yang tajam jika dibandingkan dengan cerita pilu korban lainnya, seperti Elvira Dwi Rahmawati, calon pengantin yang kehilangan seluruh persiapan nikahnya.

Elvira harus merelakan uang tunai belasan juta rupiah, souvenir, dan semua perlengkapan resepsi yang sudah ia siapkan hangus terbakar, hanya tiga hari sebelum hari bahagianya.

Kisahnya menggambarkan betapa dahsyatnya kerugian yang bisa ditimbulkan bencana jika tidak diantisipasi.

Dua kisah dari satu lokasi bencana ini memberikan gambaran jelas di satu sisi ada kerugian materi yang tak terhindarkan, di sisi lain ada aset tak ternilai yang bisa diamankan berkat kesadaran akan risiko.

Musibah kebakaran yang melanda 20 rumah di Asrama Polsek Serpong ini, meski tidak memakan korban jiwa, menyajikan sebuah pelajaran mahal bagi semua orang.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?