Langka! Rocky Gerung Puji Mundurnya Keponakan Prabowo, Sebut Standar Etika Baru Politisi

Kamis, 11 September 2025 | 11:12 WIB
Langka! Rocky Gerung Puji Mundurnya Keponakan Prabowo, Sebut Standar Etika Baru Politisi
Pengamat Politik Rocky Gerung. [Instagram]
Baca 10 detik

Suara.com - Sebuah langkah politik yang langka di Indonesia menuai pujian setinggi langit dari pengamat politik Rocky Gerung.

Pengunduran diri politisi Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, dari kursi DPR RI disebut Rocky sebagai gebrakan yang menetapkan standar etika baru bagi pejabat publik di Tanah Air.

Keputusan Saraswati, yang juga keponakan Presiden Prabowo Subianto, untuk mundur dipicu oleh viralnya kembali potongan video pernyataannya mengenai kemandirian pemuda yang dianggap kontroversial.

Alih-alih bertahan dengan berbagai justifikasi, Saraswati memilih mengambil tanggung jawab moral, sebuah sikap yang menurut Rocky Gerung menunjukkan kualitas dan watak yang otentik.

Dalam analisisnya yang diunggah di kanal YouTube pribadinya, Rocky Gerung menegaskan bahwa tindakan Saraswati bukanlah hasil tekanan politik, melainkan murni dorongan nurani.

"Ini adalah watak, ini adalah kualitas, dia berani akui kesalahan, dia berani akui ketidaktepatan dalam berucap dan itu etika," ujar Rocky Gerung dikutip dari kanal YouTube miliknya pada Kamis (11/9/2025).

"Dia mengundurkan diri karena nurani, tanpa disuruh partai atau ditekan publik."

Menurut Rocky, fenomena ini seharusnya menjadi tamparan keras sekaligus cermin bagi para politisi lain yang kerap tersandung masalah namun enggan melepaskan jabatannya.

Ia memandang langkah Saraswati sebagai sebuah anomali positif di tengah budaya politik yang sering kali permisif terhadap pelanggaran etika.

Baca Juga: Berani Mundur dari DPR RI, Intip Kekayaan Rahayu Saraswati yang Punya Selera Old Money

Tiga Filter Pejabat Publik

Lebih jauh, Rocky kembali menyoroti prinsip tiga filter yang menurutnya harus dimiliki oleh setiap calon pejabat publik, yakni etikabilitas (kelayakan etika), intelektualitas (kecerdasan), dan elektabilitas (keterpilihan).

Ia menilai, banyak politisi hanya fokus pada elektabilitas dan mengabaikan dua pilar fundamental lainnya.

Dalam kasus Saraswati, Rocky melihatnya sebagai sosok yang komplet. Namun, keputusannya untuk mundur justru menunjukkan level kesadaran etis yang lebih tinggi.

"Saraswati memiliki semuanya, dia punya intelektualitas, dia punya etikabilitas, dia punya elektabilitas, tapi dia mundur karena merasa ada yang belum lengkap dalam dirinya, yaitu kehati-hatian dalam berucap," jelasnya.

Sikap ksatria yang ditunjukkan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra tersebut, kata Rocky, adalah bentuk pertanggungjawaban yang sesungguhnya.

Ini bukan sekadar permintaan maaf, melainkan tindakan nyata yang membuktikan integritas seorang pejabat publik.

Preseden untuk Peradaban Politik Baru

Rocky Gerung berharap keputusan mengejutkan dari Saraswati ini dapat menjadi preseden atau contoh yang menginspirasi lahirnya peradaban politik baru di Indonesia.

Ia secara gamblang menyindir pejabat lain, baik di kabinet maupun parlemen, yang pernah tersandung isu etika namun tetap bertahan di posisinya.

"Pengunduran diri ini harusnya menjadi contoh bagi pejabat lain di kabinet atau parlemen yang telah disorot publik karena masalah etika untuk ikut mundur," kata Rocky.

Langkah Saraswati dianggap sebagai sebuah oase di tengah gersangnya etika politik nasional. Rocky pun tak segan memberikan salut atas keberanian politisi yang dikenal sebagai aktivis anti-perdagangan manusia itu.

"Saya salut dengan sikap otentik ini, dan berharap ini menjadi awal dari peradaban politik baru di Indonesia," pungkasnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI