- Rencana pemerintah agar SPBU swasta membeli BBM dari Pertamina terganjal masalah.
- Vivo dan BP AKR membatalkan pembelian karena BBM yang ditawarkan mengandung etanol.
- Bahlil bilang proses B2B antara Pertamina dengan perusahaan SPBU swasta masih terus dikomunikasikan.
Suara.com - Rencana pemerintah agar SPBU swasta membeli BBM dari Pertamina terganjal masalah. Dua perusahaan besar, Vivo dan BP AKR, dilaporkan membatalkan pembelian karena BBM yang ditawarkan mengandung etanol. Sementara itu, pemerintah menegaskan proses business-to-business (B2B) masih terus berjalan.
Fakta ini diungkap oleh Wakil Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI pada Rabu (1/10/2025).
"Nah ini yang membuat kondisi teman-teman SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian, karena ada konten etanol tersebut," kata Achmad.
Padahal, menurut Achmad, kadar etanol tersebut masih jauh di bawah batas regulasi yang ditentukan, yakni 20 persen.
"Di mana konten itu sebetulnya masih masuk ambang yang diperkenankan oleh pemerintah," ujarnya.
Sementara itu, Shell juga tidak melanjutkan negosiasi, tapi dengan alasan berbeda, yaitu karena terbentur birokrasi internal perusahaan.
ESDM: Proses B2B Masih Berjalan
Menanggapi hal ini, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memastikan bahwa proses B2B antara Pertamina dengan perusahaan SPBU swasta masih terus dikomunikasikan.
"B2B-nya lagi dikomunikasikan. Saya sudah katakan bahwa B2B-nya itu kolaborasi antara swasta dengan swasta," ujar Bahlil di Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Baca Juga: Bahlil Sindir Menkeu Purbaya soal Subsidi LPG 3Kg: Mungkin Menterinya Salah Baca Data Itu!
Hal senada disampaikan Dirjen Migas Kementerian ESDM, Laode Sulaeman. Ia menyebut, Kementerian ESDM akan kembali menggelar pertemuan dengan para badan usaha swasta pada Jumat besok untuk melanjutkan pembahasan.
"Masih [proses B2B]. Ini besok sore, kami tiap Jumat kan rapat," tuturnya.