Analis Politik 'Roasting' PSI: Gimmick 'Bapak J' Cuma Tanda Partai Lemah dan Miskin Gagasan

Rabu, 15 Oktober 2025 | 16:24 WIB
Analis Politik 'Roasting' PSI: Gimmick 'Bapak J' Cuma Tanda Partai Lemah dan Miskin Gagasan
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep. Gimmick yang dilakukan untuk menarik perhatian masyarakat dengan sosok 'Bapak J' dikritik analis politik. (Foto dok. PSI)
Baca 10 detik
  • Gimmick 'Bapak J' PSI dinilai sebagai tanda kelemahan.

  • Partai dinilai miskin gagasan dan tokoh internal kuat.

  • PSI dianggap hanya andalkan nama besar Jokowi untuk eksis.

Suara.com - Teka-teki sosok 'Bapak J' yang sengaja dirahasiakan oleh Partai Solidarias Indonesia (PSI) dinilai bukan sebagai strategi marketing yang cerdas, melainkan sebagai tanda kelemahan fundamental partai.

Analis politik menyebut gimmick ini merupakan cara PSI menutupi kekosongan internal.

Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, mengatakan bahwa PSI tidak memiliki tokoh internal yang mumpuni untuk bersaing dengan elite partai lain.

Tak hanya itu, tokoh yang berkecimpung di dalam partai gajah tersebut disebut minim gagasan yang bisa menarik perhatian publik.

"Dengan ketidakmampuan menonjolkan tokoh dan ide politik itulah menjadi sebab PSI memilih jalur gimik, selain untuk meningkatkan popularitas, juga menciptakan sensasi populis," ujar Dedi saat dihubungi Suara.com, Rabu (15/10/2025).

Menurutnya, strategi ini menunjukkan betapa PSI sangat bergantung pada nama besar Presiden ketujuh RI, Joko Widodo, terutama setelah putranya, Kaesang Pangarep, menjadi ketua umum.

"Di luar itu, PSI tidak memiliki apapun yang bisa ditawarkan ke publik," tegasnya.

Dedi menilai, gimmick politik semacam ini hanyalah cara untuk lari dari pembahasan yang lebih substantif.

Hal ini, katanya, menunjukkan ketidaksiapan PSI dalam berpolitik secara gagasan.

Baca Juga: Bro Ron PSI dan Ahmad Sahroni Bertemu, Sinyal Kejutan 10 November Menguat

"PSI belum siap berpolitik dari sisi gagasan dan tema perjuangan, juga karena PSI tidak memiliki pengaruh apapun dalam barometer politik nasional," kritiknya.

Ia bahkan memprediksi strategi 'jualan sensasi' ini akan terus digunakan oleh PSI hingga Pemilu 2029 mendatang, bukan karena durasi, tetapi karena minimnya ide.

"Bukan soal durasi, tapi lebih pada soal kekurangan gagasan," katanya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI