Cuaca Hari Ini: 5 Provinsi Waspada Hujan Lebat, Jabodetabek Diprediksi Hujan Ringan

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 16 Oktober 2025 | 08:46 WIB
Cuaca Hari Ini: 5 Provinsi Waspada Hujan Lebat, Jabodetabek Diprediksi Hujan Ringan
Ilustrasi cuaca hari ini [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem pada Kamis (16/10/2025), memprediksi hujan lebat di 5 provinsi: Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bangka Belitung, Bengkulu, dan Jawa Barat.
  • Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang juga diprakirakan merata di seluruh Indonesia, termasuk Jabodetabek yang akhirnya mengakhiri periode panas terik.
  • Hujan dan potensi cuaca ekstrem ini dipicu oleh kombinasi beberapa faktor atmosfer yang aktif, bekerja bersamaan meningkatkan pembentukan awan hujan.

Suara.com - Memasuki pertengahan Oktober, dinamika cuaca di Indonesia menunjukkan perubahan signifikan, ditandai dengan peningkatan intensitas curah hujan di hampir seluruh wilayah.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada hari Kamis, 16 Oktober 2025, merilis peringatan dini agar masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat dan angin kencang.

Secara umum, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

5 Provinsi Berstatus Waspada Hujan Lebat

Perhatian khusus harus diberikan pada lima provinsi yang diprediksi akan mengalami hujan lebat hingga sangat lebat hari ini. BMKG mendesak pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah ini untuk meningkatkan kesiapsiagaan:

  • Sumatra Utara
  • Sumatra Barat (termasuk area Mentawai, Padang, dan Pesisir Selatan)
  • Kepulauan Bangka Belitung (waspada di Bangka Barat, Bangka Tengah, dan Bangka Selatan)
  • Bengkulu (terutama di Kabupaten Seluma)
  • Jawa Barat

Selain itu, potensi hujan lebat juga meluas ke beberapa kabupaten di Jawa Tengah (seperti Banyumas dan Wonosobo) serta Kalimantan Barat (termasuk Kayong Utara dan Sintang), di mana curah hujan yang tinggi dapat memicu genangan air atau banjir lokal. 

Hampir seluruh pulau utama di Indonesia diprakirakan akan diguyur hujan dengan intensitas bervariasi. Fenomena ini menjadi kabar baik, terutama bagi wilayah yang sempat mengalami suhu terik.

Wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) diprediksi akan memasuki periode hujan pada 16 hingga 18 Oktober 2025.

Jakarta Barat dan Jakarta Selatan diperkirakan mengalami hujan sedang, sementara wilayah lain seperti Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Bekasi berpotensi diguyur hujan ringan.

Baca Juga: Cuaca Panas Bikin Kulit Gatal dan Ruam Merah? Itu Tanda Alergi, Ini Obat yang Tepat

Perhatian utama di Jabodetabek tertuju pada Kabupaten Bogor yang diprakirakan memiliki potensi hujan lebat lokal.

Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang diprediksi melanda sebagian besar Sumatra (Aceh, Riau, Jambi, Sumsel, Lampung), Jawa (Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta), Bali, NTT, mayoritas Kalimantan dan Sulawesi, hingga Maluku dan sebagian besar Papua. Sejumlah daerah lain seperti Jakarta, Jawa Timur, dan NTB diprakirakan hanya mengalami hujan ringan.

BMKG menjelaskan, peningkatan intensitas hujan dan potensi cuaca ekstrem ini dipicu oleh kombinasi beberapa faktor atmosfer yang aktif, bekerja bersamaan meningkatkan pembentukan awan hujan.

Faktor-faktor utamanya meliputi:

  1. Sirkulasi Siklonik Aktif: Terpantau adanya beberapa sirkulasi siklonik di utara dan barat Indonesia. Fenomena ini menyebabkan perlambatan kecepatan angin dan penumpukan massa udara, memicu pembentukan awan konvektif.
  2. Gelombang Atmosfer: Aktivitas Gelombang Rossby Ekuator dan Gelombang Kelvin terpantau berpengaruh signifikan, yang secara bersamaan meningkatkan potensi pembentukan awan hujan.
  3. DMI Negatif: Nilai Dipole Mode Index (DMI) yang negatif secara global juga berkontribusi, berpotensi meningkatkan suplai uap air dari lautan ke atmosfer Indonesia.

Selain hujan, BMKG juga merilis peringatan potensi angin kencang yang perlu diwaspadai di wilayah Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Sulawesi Selatan.

Masyarakat dianjurkan untuk terus memantau pembaruan informasi cuaca dari BMKG sebagai acuan utama dalam merencanakan aktivitas dan melakukan mitigasi risiko bencana.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI